KALBARNEWS.CO.ID (SINGAPURA) -- Pada 27 Oktober
lalu, Sara Gu, Salah Satu
Pendiri dan COO ClassIn, menyampaikan paparan berjudul "The Evolution of
EdTech–Driving Both Growth and Outcomes in Asia" (Evolusi EdTech—Menggerakkan Pertumbuhan dan Hasil Positif di Asia) di EdTech Asia Summit 2022. Bersama Pendiri
Elementary Capital Diana Gan dan Sandeep Aneja dari Kaizenvest, Gu memanfaatkan pengalaman luasnya di
industri untuk membagikan tren belajar pascapandemi, serta dampak luas
teknologi pendidikan (edtech) di Asia. Kamis (10 November
2022).Sara Gu Dari ClassIn Bahas Tren Belajar Masa Depan di Ajang EdTech Asia Summit 2022
Berdiri pada 2014, EEO dari ClassIn kini menjadi
perusahaan edtech terbesar di dunia, dan memiliki lima juta
pengguna aktif bulanan. EEO berhasil meraih pendanaan Seri B senilai lebih
dari $50 juta dari Ince Capital pada Juli 2020, serta pendanaan
Seri C senilai $265 juta dari unit modal ventura milik Hillhouse
Capital, GL Ventures, pada November 2020.
"Masa depan dunia pendidikan mengarah pada metode hybrid,"
kata Gu ketika menjelaskan peran pandemi dalam peralihan tersebut. "Guru
dan siswa kini berinisiatif mencari solusi daring sebagai unsur yang dapat
terintegrasi dan meningkatkan nilai tambah ruang kelas fisik."
Gu juga memaparkan peran penting kolaborasi dalam kegiatan
belajar pada masa depan. "Pendidikan membina kolaborasi aktif dalam setiap
kelas. Itu sebabnya, kami mengembangkan ClassIn sebagai sarana yang sangat
menarik…namun, kolaborasi melampaui ruang kelas," ujarnya. "Komunitas
guru mencari cara yang lebih baik dalam bekerja sama untuk merancang rencana
belajar yang efektif dan kreatif, aktivitas di dalam kelas, dan lain-lain."
Dalam peluncuran produk mendatang, ClassIn akan mempersembahkan
sarana revolusioner TeacherIn, platform yang mengusung prinsip keterbukaan dan
sikap saling berbagi dari GitHub untuk tenaga pendidik. Dengan demikian, guru
dapat berkolaborasi dan memperoleh akses materi akademik yang lengkap.
Ketika mengeksplorasi peran edtech dalam
menghadirkan perubahan jangka panjang, diskusi panel ini juga mencatat hasil
yang menjanjikan di Asia.
Menurut Gu, praktik belajar dengan metode hybrid menawarkan
peluang berharga untuk meningkatkan kesetaraan pendidikan, dan terus mengatasi
kendala dalam akses belajar. Lebih lagi, setelah beragam wilayah di dunia
beradaptasi dengan situasi yang tidak pasti, platform edtech berperan
penting membantu orang untuk meningkatkan keahlian sebagai rangkaian kegiatan
belajar dalam jangka panjang.
Lebih penting lagi, panelis menarik perhatian audiens tentang
kesejahteraan tenaga pendidik. Gu juga membahas tujuan utama dari pendidikan.
"Pendidikan tak sekadar bertujuan untuk memperoleh pekerjaan, namun
mewujudkan sosok terbaik dari diri setiap orang…Lewat kegiatan belajar, kita
dapat memenuhi kebutuhan tersebut," kata Gu. (Tim Liputan)
Editor : Aan