KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat,
melaporkan tak kurang dari 422 unit bangunan lembaga pendidikan di Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat, mengalami kerusakan fisik berskala ringan hingga berat
akibat rangkaian peristiwa gempa bumi sejak 21 November 2022.
Pemkab Cianjur: Sedikitnya 422 Fasilitas Pendidikan Rusak Akibat Gempa
"Sampai saat ini, kami baru sampai pada
proses pendataan dan pengusulan perbaikan fisik bangunan yang rusak. Datanya
masih bersifat dinamis karena masih dalam proses pendataan dan analisis di
lapangan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Cianjur Akib Ibrahim.
Berdasarkan rekapitulasi laporan per hari ini,
jumlah total kerusakan fisik bangunan lembaga pendidikan yang terdampak gempa
bumi mencapai 398 unit bangunan sekolah, berikut 1.653 ruang belajar mengajar.
Jumlah itu terdiri atas jenjang Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) 143 unit bangunan sekolah dan 202 ruangan belajar yang rusak.
Jenjang Sekolah Dasar (SD) sebanyak 165 bangunan sekolah dan 579 ruangan rusak.
Jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak 59 sekolah dan 815 ruangan rusak. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) sebanyak 29 unit bangunan berikut 45 ruangan rusak.
Kantor Disdikpora Kabupaten Cianjur sebanyak satu
unit berikut sembilan unit ruangan rusak. Bidang Sarana Olahraga Cianjur
sebanyak satu unit berikut tiga ruangan rusak.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat melaporkan hingga 21 November 2022 terdapat 26 bangunan jenjang SMA/SMK
sederajat yang juga mengalami kerusakan.
Akib mengatakan bangunan sekolah yang mengalami
kerusakan tersebar di 18 dari total 32 kecamatan. Jumlah bangunan lembaga
pendidikan yang paling banyak terdampak berada di Kecamatan Cugenang mencapai
42 unit, Kecamatan Cianjur 35 unit, Kecamatan Warung Kondang 17 unit, Kecamatan
Cikadu 13 unit.
Sementara sisanya tersebar di Kecamatan Bojong
Picung, Campaka, Cibeber, Cibinong, Cidaun, Cijati, Cilaku, Cipanas, Gekbrong,
Kadupandak, Karangtengah, Mande, Pacet, Pagelaran, Sukaluyu, Warungkindang dan
Sukaresmi.
"Kriteria rusak berat seperti yang terjadi di
episentrum gempa Kecamatan Cugenang, ada yang benar-benar rata dengan tanah.
Yang ringan biasanya gentengnya lepas atau dinding retak-retak," katanya.
Menurut Akib, kerusakan berat umumnya dialami
bangunan sekolah yang berdomisili di pusat gempa. Selain itu, ada juga bangunan
di luar pusat gempa mengalami roboh akibat faktor usia.
"Rata-rata bangunan yang rusak di luar
episentrum gempa karena bangunan yang sudah puluhan tahun belum pernah dipugar.
Selain itu, ada juga yang komposisi bangunannya tidak berimbang, seperti
penyangga menggunakan baja ringan, tapi gentengnya pakai material yang
berat," katanya.
Pemkab Cianjur memberikan kebijakan untuk
meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar siswa di seluruh lokasi
terdampak gempa bumi. Sementara aktivitas belajar di pada daerah yang
dinyatakan aman, tetap berlangsung secara normal.
Sementara itu, BMKG melaporkan terdapat sedikitnya
tiga rangkaian gempa bumi susulan yang melanda Kabupaten Cianjur sejak 21
November 2022 bermagnitudo 5,6, di antaranya 22 November 2022 pukul 13.43 WIB
sebesar Magnitudo 2,9, 14.51 WIB sebesar Magnitudo 2,8, 14.52 WIB sebesar
Magnitudo 2,6.
Pada 23 November 2022 pukul 11.41 WIB sebesar
Magnitudo 3,9, 12.08 WIB sebesar Magnitudo 2,8, pukul 18.49 WIB sebesar
Magnitudo 3,5, dan 26 November 2022 pukul 02.22 WIB sebesar Magnitudo 2,8.(Tim Liputan)
Editor
: Aan