KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Tiongkok dan
Amerika Serikat (AS) sepakat menjaga komunikasi strategis dan berkonsultasi
secara berkala setelah pemimpin kedua negara bertatap muka pada Senin lalu
untuk merumuskan arah hubungan bilateral yang dianggap paling berpengaruh di
dunia. Selasa (15 November 2022).
Pembahasan Xi Jinping Dan Joe Biden
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden menilai
pertemuan keduanya di Bali, Indonesia, menjelang KTT G20 sebagai
pembahasan yang "mendalam, terus terang, dan konstruktif".
Kedua pemimpin ini, sepakat menjaga komunikasi berkala,
menginstruksikan timnya agar segera menindaklanjuti dan menerapkan prinsip
penting yang saling disetujui kedua pihak, serta mengambil langkah nyata untuk
mengembalikan hubungan Tiongkok-AS pada jalur perkembangan yang stabil.
Taiwan, "garis pembatas pertama"
Dalam pertemuan tatap muka pertama antara kedua pemimpin sejak
Biden menjabat pada Januari 2021, Xi mempertegas prinsip Tiongkok terkait
isu Taiwan.
Menggambarkan isu ini sebagai "unsur yang sangat vital
dalam kepentingan utama Tiongkok", serta basis dari hubungan politik
Tiongkok-AS, Xi mengingatkan, isu Taiwan menjadi garis pembatas
pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan bilateral tersebut.
Xi mendesak AS agar Biden menjamin bahwa Washington tidak
akan mendukung "kemerdekaan Taiwan", serta tidak berniat
menjadikan Taiwan alat mencari keuntungan dari persaingan dengan
Tiongkok atau membendung Tiongkok.
Biden mempertegas sikap AS yang tidak mendukung
"kemerdekaan Taiwan", dan tidak mendukung prinsip "dua
Tiongkok" atau "satu Tiongkok, satu Taiwan".
Niat strategis Tiongkok dalam prinsip "keterbukaan dan
transparansi"
Pertemuan antara kedua kepala negara ini berlangsung beberapa
minggu setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (CPC) Ke-20 berakhir.
Mencerminkan kongres dan hasil yang tercapai, Xi menyampaikan,
kebijakan domestik dan luar negeri CPC dan pemerintah Tiongkok bersifat terbuka
dan transparan, dengan kepentingan strategis yang terpapar secara jelas dan
transparan, serta berkesinambungan dan stabil.
Tiongkok tidak ingin mengubah tatanan internasional atau
mengganggu urusan internal AS, serta tidak berniat menantang atau
menggantikannya, seperti disampaikan Xi.
Garis pelindung dan jaring pengaman dalam hubungan Tiongkok-AS
terletak pada norma dasar dalam hubungan internasional, serta tiga komunike
bersama Tiongkok-AS, menurut Xi.
Biden mencatat, dia telah mengenal Presiden Xi selama
bertahun-tahun, serta menjaga komunikasi berkala, meski demikian, pertemuan
tatap muka tidak tergantikan.
Dia mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Xi sebagai
Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC, dan berkata, sebagai dua negara besar,
AS dan Tiongkok bertanggung jawab mempertahankan hubungan konstruktif.
Biden pun mempertegas, Tiongkok yang stabil dan sejahtera akan
bermanfaat bagi AS dan dunia, serta mengatakan, Washington menghargai
sistem Tiongkok, dan tidak ingin mengubahnya, serta menciptakan perang dingin
baru atau membangun aliansi untuk melawan Tiongkok.(Tim Liputan)
Editor : Aan