KALBARNEWS.CO.ID (BEIJING) -- Inflasi,
ketegangan geopolitik, serta pandemi yang terjadi dalam satu abad terakhir
membuat perkiraan ekonomi Asia Pasifik melorot. Dana Moneter Internasional
(IMF) turut memangkas proyeksi pertumbuhan Asia Pasifik menjadi 4% pada tahun
ini, dan 4,3% pada tahun depan, atau masing-masing berkurang 0,9 dan 0,8 poin
persentase, dibandingkan proyeksi pada April lalu.Jumat (18 November 2022).KTT APEC
Namun,
pengamat menilai, Asia Pasifik relatif masih berada di level yang lebih baik di
tengah ekonomi dunia yang semakin lesu. Di KTT CEO Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC) yang tengah berlangsung, Presiden Tiongkok Xi Jinping
menyuarakan optimisme atas daya tahan ekonomi kawasan tersebut, serta
menjulukinya sebagai "sabuk pertumbuhan yang paling dinamis".
Menghadapi
kesulitan dan kendala saat ini, Xi mengemukakan tiga jalur pembangunan, yakni
"pembangunan yang damai", "keterbukaan dan inklusi", serta
"solidaritas", dalam pidato tertulis di ajang tersebut.
"Lebih
penting lagi, kami, bangsa Tiongkok, mengharapkan perdamaian dan stabilitas,"
ujar Xi di KTT tersebut.
Asia
Pasifik bukanlah medan uji coba bagi pihak mana pun, dan tidak boleh menjadi
panggung untuk unjuk kekuatan negara besar, seperti digarisbawahi Xi.
"Upaya memicu Perang Dingin yang baru tidak akan pernah didukung oleh
rakyat kita atau terjadi di era kita," jelasnya. Xi juga mendorong kerja
sama regional yang inklusif dan saling menguntungkan dengan visi menyeluruh.
Xi
dorong peningkatan ekonomi regional
Dihuni
2,9 miliar jiwa, atau hampir 40% penduduk dunia, 21 negara APEC berkontribusi
sekitar setengah dari nilai perdagangan dunia, dan lebih dari 60% nilai produk
domestik bruto (PDB) dunia. Di tengah perkembangan baru, anggota APEC harus
memanfaatkan pengalaman dan pembelajaran sebelumnya, merespons tantangan zaman,
serta gigih memajukan integrasi regional Asia Pasifik, seperti disampaikan Xi
di KTT tersebut.
Xi juga
menegaskan pentingnya rantai industri dan pasok yang "stabil dan bebas
gangguan", serta menentang upaya yang mengusik atau "bahkan
merusak" rantai industri dan pasok yang telah terbentuk di kawasan ini
selama bertahun-tahun. Menurut Xi, upaya tersebut hanya menemui kegagalan.
Presiden
Tiongkok kembali mempertegas konsep "keterbukaan", serta menilai
langkah "menutup pintu" hanya mengakibatkan ketertinggalan. Xi pun
menekankan peran dari konektivitas berstandar tinggi. "Tiongkok akan aktif
meningkatkan keterkaitan Belt and Road Initiative serta
strategi pembangunan pihak lain agar jaringan konektivitas Asia Pasifik yang
bermutu tinggi dapat terwujud," ujarnya.
Xi
mempertegas komitmen Tiongkok terhadap pembangunan Asia Pasifik
Sebagai
bagian dari Asia Pasifik, Tiongkok ingin membagikan kue pembangunannya dengan
negara lain di kawasan ini. Menurut Xi, Tiongkok berkomitmen mempromosikan
pembangunan komunitas Asia Pasifik dengan masa depan bersama, serta bertekad
mengemban tanggung jawab yang lebih besar dalam meningkatkan stabilitas dan
kesejahteraan regional.
Presiden
Tiongkok juga menjanjikan jalur baru untuk menjaga keselarasan antara manusia
dan alam ketika mengupayakan modernisasi Tiongkok. "Tiongkok menjadi salah
satu negara dengan penurunan intensitas energi yang tercepat di dunia,"
kata Xi di KTT tersebut.
Xi pun
menekankan harapannya akan dunia yang damai. "Kami akan berdiri di sisi
sejarah yang tepat. Kami akan selalu berkomitmen terhadap perdamaian,
pembangunan, kerja sama, dan mendatangkan hasil yang saling menguntungkan. Kami
akan terus melestarikan perdamaian dan pembangunan dunia sembari menjalankan
pembangunan nasional. Kami juga akan berkontribusi lebih besar terhadap
perdamaian dan pembangunan dunia melalui pembangunan nasional Tiongkok,"
jelasnya.(Tim Liputan)
Editor : Aan