KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan para kepala daerah
untuk segera membelanjakan dana APBD yang masih mengendap di perbankan sekitar
Rp278 triliun guna memacu perputaran uang dan kegiatan perekonomian. Rabu (30 November 2022).Jokowi Ingatkan Pemda Segera Belanjakan APBD Di Bank Rp278 Triliun
"Mumpung ada gubernur, bupati, wali kota; ini
saya ingatkan, kita ini mencari uang dari luar agar masuk, terjadi perputaran
uang yang lebih meningkat; tetapi uang kita sendiri yang ditransfer ke
daerah-daerah justru tidak dipakai," kata Jokowi dalam Rapat
Koordinasi Nasional Investasi di Jakarta, Rabu.
Jokowi mengatakan pada Rabu pagi dia telah meminta
data kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dari data tersebut,
diketahui terdapat Rp278 triliun dana pemerintah daerah (pemda) yang masih
tersimpan di bank hingga akhir November 2022.
Jokowi menilai dana Rp278 triliun itu sangat besar
jika hanya disimpan di bank. Padahal, jika dana tersebut dibelanjakan, maka
akan menumbuhkan perekonomian di daerah, terlebih saat ini situasi
perekonomian global sedang tertekan.
Semestinya, kata Jokowi, stimulus fiskal berupa
dana dari APBD segera dicairkan untuk memacu kegiatan ekonomi masyarakat.
"Saya sudah perintahkan ke Pak Mendagri
(Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian), tolong ini cek satu per satu, ada
persoalan apa," katanya.
Dia juga mempertanyakan mengapa dana APBD di bank
pada akhir November 2022 meningkat menjadi Rp278 triliun. Di tahun-tahun
sebelumnya, katanya, jumlah dana APBD yang masih tersimpan di bank pada periode
serupa hanya sekitar Rp210-220 triliun.
"Ini sudah melompat tinggi sekali. Ini cost of money kayak gini. Biaya uang itu gede banget," tukasnya.
Selain itu, dia juga menyebutkan realisasi belanja
Pemerintah pusat baru sebesar 76 persen, sedangkan belanja daerah baru 62
persen. Dia meminta realisasi belanja segera dipercepat agar memberikan manfaat
ke kegiatan ekonomi masyarakat.
"Ini sudah Desember lho, besok (Kamis) sudah Desember; hati-hati. Artinya,
kita pontang-panting cari arus modal masuk, lewat investasi, tetapi uang yang
ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini keliru besar," ujar
Jokowi.
(Tim liputan)
Editor : Aan