KALBARNEWS.CO.ID
(BANDA ACEH) - DPD Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL) Aceh telah
membuat program atau wadah ngopi kebangsaan sebagai salah satu cara membantu
memberikan solusi kepada pemerintah daerah terhadap permasalahan di Tanah
Rencong.
Rabu (23 November 2022).IKAL Lemhanas Aceh Gelarb Ngopi Kebangsaan
"DPD IKAL Aceh selama ini telah berupaya
maksimal memberikan kontribusi pemikiran yang mendukung program
pemerintah," kata Ketua DPD IKAL Lemhanas Aceh Prof Syahrizal Abbas, di
Banda Aceh, Selasa malam.
Hal itu disampaikan Prof Syahrizal Abbas dalam
prosesi pelantikan pengurus DPD IKAL Aceh periode 2022-2027 di Anjong Mon Mata
Meuligoe Gubernur Aceh, di Banda Aceh.
Prof Syahrizal mengatakan, selama ini pihaknya
telah melakukan berbagai aktivitas mulai dari seminar, diskusi, training
wawasan kebangsaan dan berbagai kegiatan lainnya.
Menghimpun pemikiran alumni, katanya, mereka telah
menjalankan program ngopi kebangsaan. Melalui wadah tersebut pihaknya
mendiskusikan isu-isu strategis kebangsaan seperti politik, ekonomi, lapangan
kerja, energi, lingkungan, pangan, kesehatan, kehidupan sosial dan lainnya.
"Hasil diskusi ngopi kebangsaan itu
dirumuskan dalam bentuk rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada pemerintah
daerah, gubernur Lemhanas dan berbagai pemangku kepentingan lainnya,"
ujarnya.
Prof Syahrizal menegaskan, DPD IKAL Aceh periode
2022-2027 akan bergerak cepat untuk memberikan kontribusi terhadap Aceh.
Membantu pemerintah Aceh dalam rangka mewujudkan pembangunan.
Contoh konkret, lanjut dia, pihaknya baru saja
melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dengan ikatan alumni
kepamongprajaan Aceh, Peradi, hingga perhimpunan sarjana pertanian Indonesia.
"Sesuai dengan kewenangan dan kemampuan yang
dimiliki, IKAl Aceh juga membicarakan isu-isu kebangsaan yang menjadi perhatian
Pemerintah Aceh seperti kemiskinan, stunting ketahanan pangan, energi dan
lain-lain," katanya.
Dalam kesempatan ini, guru besar UIN Ar-Raniry itu
juga meminta dukungan penuh dari Pemerintah Aceh dan seluruh unsur Forkopimda,
serta pemangku kepentingan lainnya.
"Sehingga IKAl Aceh benar-benar dapat
berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara untuk masa yang akan
datang," demikian Prof Syahrizal Abbas. (Tim Liputan)
Editor : Aan