![]() |
| Dosen UNU Kalbar Bersama Petani Karet dan Aparat Desa usai melakukan dialog |
Keempat
dosen tersebut adalah Nidya Ramdhani ME, Marisa Meiratania ME, Didik MP, dan
Ida Rustiani ME. Mereka tergabung dalam Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UNU
Kalbar. Sejumlah mahasiswa dari Prodi Agribisnis ikut mendampingi para dosen
tersebut. Diskusi dengan para petani itu dilakukan di Balai Penyuluhan
Pertanian dan Kantor Desa Tunggal Bakti.
“Kabupaten
Sanggau merupakan kabupaten penghasil karet terbesar di Kalbar. Kecamatan
penghasil karet terbesar yakni Kecamatan Balai dan Kembayan. Di Kecamatan ini ada
beberapa permasalahan terkait usaha tani karet seperti harga jual, kualitas dan
kontinuitas produksi, kelembagaan petani dan yang paling dirasakan masyarakat
adalah alih fungsi lahan,” kata Ketua PKM Prodi Agribisnis Faperta UNU Kalbar,
Nidya Ramdhani Putri ME di kampusnya pada hari Selasa (15 November 2022).
Selain itu,
lanjut Nidya, alih fungsi lahan yang dilakukan petani diantaranya dari
komoditas karet ke sawit atau lainnya, jadi persoalan. Dengan permasalahan ini
Tim PKM mencoba melakukan diskusi bersama terkait permasalahan ini dan mencoba
bersama-sama mencari solusinya.
“Para petani
rata-rata adalah petani karet. Ada juga para penampung karet serta aparat. Kita
mencoba menampung aspirasi mereka dan mencari solusi terhadap persoalan karet
rakyat,” jelas Nidya.
Salah satu
penyuluh lapangan Kecamatan Kembayan, Hamta Purnomo menyatakan, kegiatan
diskusi seperti ini sangat baik.
Tujuannya agar petani dan penyuluh dalam hal ini memawakili pemerintah bisa
menampung segala aspirasi petani. Dengan terkumpulnya aspirasi itu nanti bisa
merumuskan solusi dari permasalahan karet saat ini.
Sementara
itu, Wiji, Kepala Desa Tunggal Bakti mengatakan, kegiatan diskusi ini sangat
bermanfaat untuk memberikan solusi dari permasalahan karet di desanya. Hal ini
terutama terkait peningkatan ekonomi
masyarakat desa melalui pembangunan pertanian. Kemudian, melalui
kebijakan APBDes yang kedepannya lebih ke arah pemberdayaan masyarakat.
Dari Hasil
Diskusi ini Tim PKM Prodi Agribisnis menyimpulkan, perlu sinergi antara
akademisi, petani, swasta (perusahaan) dan pemerintah terkait kebijakan
pembangunan karet. Di tingkat petani perlu adanya sebuah kelembagaan yang bisa
mewadahi petani untuk memasarkan hasil karet.
Dengan
lembaga ini karet memiliki nilai tawar yang baik. Selain itu, juga petani harus
bisa menjaga kualitas dan kontinuitas produksi karetnya.
Dipihak
Akademisi bisa melakukan kajian untuk meningkatkan produksi, produktivitas
dan efisiensi usahatani karet. Di pihak
swasta dalam hal ini pabrik karet perlu melakukan sosialisasi kepada petani
mengenai standar kualitas karet. Standar itu harus sesuai pasar agar
mempermudah proses pengolahan karet di
pabrik.
Dengan
standar ini petani bisa mendapatkan harga yang baik. Di pihak pemerintah perlu
ditingkatkannya intensitas penyuluhan perkebunan, program peremajaan karet
dengan menggunakan benih unggul.
“Kita
berpesan kepada petani agar tetap merawat dan menjaga kebun karet. Karena karet
masih memiliki prospek yang baik di masa depan
yang akan kembali kepada masa kejayaannya. Ini bisa dilihat dari
pertumbuahan industri otomotif yang semakin pesat setiap tahunnya yang sebagian besar masih tergantung
dengan karet alam,” tambah Didik dosen Prodi Agribisnis Faperta UNU Kalbar. (ros/tim
liputan)*
Editor :
Heri
