KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) -- PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo
Indonesia) bersama Yayasan Bambu Lestari menyelenggarakan peresmian Kerjasama
Desa Bambu Agroforestri dan Pemulihan Air di Bali yang diadakan di Paviliun Hutan Bambu, Nusa Dua, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan B20 dan G20 Indonesia. Kerjasama ini merupakan bukti nyata bahwa
perhelatan internasional tersebut memiliki dampak positif sampai dengan akar
rumput. Jumat (18 November
2022). Di Bawah Naungan Hutan Bambu G20, Diageo Indonesia dan Yayasan Bambu Lestari
Kolaborasi antara Diageo Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari
merupakan salah satu bentuk komitmen keberlanjutan Diageo terkait pelestarian
air untuk kehidupan ("Preserve Water for Life") yang
tercantum dalam Society 2030: Spirit of Progress, secara khusus
melalui pilar "Grain-to-glass sustainability." Tujuan
dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai
(DAS) Yeh Penet dalam menjaga ketersediaan air berkualitas dan
lestari melalui praktik wanatani bambu (agroforestry).
Di hari yang sama, pentingnya peran bambu pun telah ditekankan
oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. "Bambu
di Indonesia tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga bernilai
ekologi, budaya, religi bahkan perjuangan. Bambu juga sangat strategis untuk
dikembangkan menjadi sumber ekonomi baru sekaligus untuk perbaikan kualitas lingkungan
hidup," ujar Siti di Paviliun Hutan Bambu (14/11) pada kesempatan yang
terpisah.
Acara penandatanganan kerjasama dibuka oleh Natalie Black
CBE, Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik, yang menggarisbawahi
pentingnya momentum kolaboratif G20. "Dalam semangat kolaboratif G20, saya
percaya bahwa untuk mewujudkan transisi energi kita harus bekerja sama lintas
batas, sektor, dan organisasi. Presidensi Indonesia B20 dan G20 merupakan
kesempatan emas untuk bekerja sama mewujudkan perubahan berkelanjutan dalam pelestarian
sumber daya alam. Pemerintah Inggris dengan bangga mendukung kemitraan Diageo
Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari."
"Terima kasih kepada Diageo karena telah
membantu Bali melalui bambu. Kami menantikan kerja sama yang panjang
ini. Yayasan Bambu Lestari tidak bekerja sendirian. Kami juga berharap dapat
bermitra dengan Diageo di negara lain terutama di sabuk tropis tempat bambu
dapat tumbuh dan menjaga sumber daya air, serta mengurangi emisi. Ada kearifan
lokal yang percaya kalau menanam bambu, maka menanam air," ujar Monica
Tanuhandaru, Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari.
“Acara ini
merupakan milestone penting bagi Diageo Indonesia karena
inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan merupakan inti dari rencana aksi 10
tahun kami 'Society 2030: Spirit of Progress' untuk membangun dunia yang lebih
inklusif dan berkelanjutan. Melalui
kolaborasi kami dengan Yayasan Bambu Lestari, kami berkomitmen untuk
mempelopori 'Grain-to-Glass Sustainability' dan tujuan kami untuk
melestarikan air untuk kehidupan merupakan salah satu bagian utama," ujar
Alefiyah Sarma, Presiden Direktur PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo
Indonesia).
Melalui pemulihan lahan kritis seluas 7.500 hektar, kerjasama
ini bertujuan untuk meningkatkan debit air dan resapan air tanah serta menyerap
gas rumah kaca sekaligus memberdayakan keluarga dengan prioritas perempuan di
sepanjang DAS Yeh Penyet. Melalui ekosistem Desa Bambu Agroforestri, yang
melibatkan peran serta masyarakat dan pemerintah, akan dipertunjukkan
bagaimana restorasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dapat turut
berpartisipasi pada pemberdayaan perempuan, dan pembukaan lapangan pekerjaan.
Program kolaborasi ini akan berlangsung selama lima tahun dan
dipusatkan pada sejumlah desa di alur DAS Yeh Penet, salah satu daerah aliran
sungai terbesar di Bali.
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Diageo Indonesia dan
Yayasan Bambu Lestari turut disaksikan oleh Komisioner Dagang Inggris untuk
Asia Pasifik Natalie Black CBE, Duta Besar Inggris
untuk Indonesia dan Timor-Leste Owen Jenkins, Sekretaris Daerah
Kabupaten Tabanan Gede Susila, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Provinsi Bali I Made Teja. (Tim Liputan)
Editor : Aan