KALBARNEWS.CO.ID
(DENPASAR)
-Selain menghasilkan hal-hal konkret dalam
KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022,
terutama dalam bidang kesehatan (Dana Pandemi untuk kesehatan global), bidang
ekonomi (saling menghargai kebijakan investasi sesuai keunggulan masing-masing
negara serta digitalisasi ekonomi), dan energi hijau untuk perubahan iklim,
serta pentingnya perdamaian dunia, forum itu juga memberi berkah tersendiri
untuk Bali.
Selasa (29 November 2022).Berkah Untuk Bali Pasca KTT - G20
Berkah paling awal untuk Bali sebagai lokasi
pertemuan adalah berkah budaya, karena kain tradisional Tenun Endek asal Bali
dipromosikan dalam momen pemimpin negara peserta KTT G20 yang mengenakan Tenun
Endek saat jamuan makan malam di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung,
Bali (15/11/2022).
Karena itu Indonesia dinilai berhasil
mempromosikan kain tradisional khas bangsa ini. Ketika para pemimpin negara G20
mengenakan kain tradisional asal Indonesia, hal tersebut momentum membanggakan
bangsa Indonesia.
Menparekraf Sandiaga S Uno juga mengakui bahwa
Endek Bali kian populer di dunia. Apalagi, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara
Iriana Joko Widodo juga mengenakan baju adat Bali dalam acara jamuan makan
malam KTT G20 di Garuda Wisnu Kencana.
Selain itu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga
melakukan pertemuan dengan Ibu Negara Republik Rakyat China (RRC) Peng Liyuan
di sela-sela KTT G20 di Bali, Rabu (16/11/2022). Kedua ibu negara itu bertukar
cendera mata berupa alat musik tradisional masing-masing negara.
Iriana memberi Peng alat musik Sasando yang
berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, sedangkan Peng
memberi cendera mata kepada Ibu Iriana berupa (ruan) yang merupakan alat
musik petik tradisional dari China.
Iriana-Peng sempat melakukan sesi foto bersama di
pendopo hotel KTT G20, kemudian Iriana mengajak Peng melihat sejumlah kerajinan
tangan khas Bali, mulai dari kain tenun endek, kerajinan emas dan perak, hingga
patung pahat kayu. Pertemuan diakhiri dengan jamuan minum teh bersama.
Tidak hanya itu, Menteri Luar Negeri Meksiko
Marcelo Ebrard Casaubon bersama Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana
Sukawati juga sempat membuka pameran lukisan di tengah penyelenggaraan G20,
yakni pameran yang berisi karya lukisan Miguel Covarrubias soal Bali
Miguel Covarrubias merupakan seorang pelukis
terkenal asal Meksiko yang pada tahun 1930 mengunjungi Bali bersama istrinya,
Rosa Rolanda dan menetap di Bali hingga tahun 1933.
Kegiatan yang dilakukan Wagub Cok Ace bersama
Menlu Meksiko di Museum Pasifika, kawasan ITDC, Nusa Dua (15/11/2022) itu
merupakan peresmian pameran bertajuk "Shapes in the landscape: Covarrubias Bali and Mexico South". Museum Pasifika juga memamerkan lukisan dari 20 seniman
negara G20, selain karya seni Miguel Covarrubias.
Pameran itu juga merupakan bentuk hubungan baik
antara Meksiko dengan Bali yang telah terjalin sejak 1930. Apalagi, pada 1937,
Covarrubias sempat juga menulis buku berjudul "The Island of Bali" yang berisi kumpulan lukisan dan foto
tentang Pulau Dewata.
Covarrubias menulis buku tahun 1937, jadi
sedikit-banyak bisa memberikan gambaran kondisi Bali tahun 1937 dan apa yang
menjadi poin daya tarik utama pada tahun itu. Karya seniman Meksiko pada zaman
tersebut merupakan salah satu catatan perkembangan sejarah pariwisata Bali, di
mana seorang seniman asing datang dan kemudian memperkenalkan Pulau Bali ke
seluruh dunia.
Menlu Casaubon memberi apresiasi terhadap pameran
lukisan di tengah penyelenggaraan G20 itu. Selain menunjukkan hubungan baik
Meksiko dan Bali di bidang seni, karya Covarrubias dapat memberikan gambaran
tentang kentalnya budaya serta tradisi Bali di masa itu.
Berkah Infrastruktur
Tidak hanya berkah budaya, Bali pasca-G20 juga
menerima berkah perbaikan infrastruktur senilai Rp800 miliar. Hal itu diakui
Gubernur Bali Wayan Koster bahwa dampak langsung yang diperoleh dari
penyelenggaraan KTT G20 adalah perbaikan dan pembangunan infrastruktur senilai
Rp800 miliar dari pemerintah pusat.
Infrastruktur tersebut tidak hanya digunakan untuk
mendukung penyelenggaraan KTT G20, melainkan lebih jauh untuk meningkatkan
kualitas Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia. Beberapa di antaranya adalah
Gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dan kawasan penyemaian mangrove di
Tahura Ngurah Rai.
Gedung VVIP itu dinilai banyak kalangan sangat
bagus, Presiden juga mengatakan itu bagus banget dan mungkin itu terbaik di
Indonesia, bahkan dunia. Gedung kini dihibahkan kepada Pemprov Bali. Bali juga
diberi kawasan tempat penyemaian mangrove yang sangat indah, yang potensial menjadi
objek wisata alam dengan penataan yang sangat bagus.
Selama perjalanan G20 di Bali, Gubernur Koster
mengaku mendapat tugas pengawasan dan percepatan pembangunan serta penataan
infrastruktur dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Selain pembangunan Gedung
VVIP Bandara dan penataan mangrove Tahura, manfaat lain adalah pembangunan
bagian depan Pura Luhur Candi Narmada dan pembangunan taman di depan patung I
Gusti Ngurah Rai Tuban.
Juga, penataan dan pembangunan sarana-prasarana di
Garuda Wisnu Kencana, penataan Jalan Tol Bali Mandara, pelebaran jalan dan
penataan di sejumlah jalur pejalan kaki. Semua itu membuat Bali menjadi sangat
rapi dan indah, yang manfaatnya berjangka panjang.
Selain itu, juga produk-produk lokal Bali
digunakan untuk jamuan di hotel, serta penggunaan produk lokal dari sajian
makanan, kain endek, suvenir dari UMKM dan IKM lokal, hingga kebudayaan yang
disorot, meski produk dari daerah lainnya juga ada untuk menggambarkan Budaya
Nusantara. Saat itu, tidak sedikit peserta jamuan makan malam bertanya mengenai
busana apa yang mereka pakai. Setelah dijelaskan bahwa kain khas Bali, para
anggota delegasi menilai bahwa ternyata pakaian itu elegan.
Selama acara, Pemprov Bali juga turut terlibat
dalam hal pemasangan penjor yang menggunakan dana APBD Provinsi Bali sebesar
Rp3 miliar dan biaya tari penyambutan delegasi Rp400 juta. Dana yang
dikeluarkan Pemprov Bali itu tidak ada artinya kalau dibandingkan dengan Rp800
miliar dibangun infrastruktur untuk Bali yang akan mempunyai efek ekonomi luar
biasa ke depan.
Apalagi, selama G20, ada pembicaraan berkaitan
dengan investasi di Bali, dari rencana pembangunan jalan tol, kereta listrik,
energi bersih hingga kendaraan listrik. Anggota delegasi yang hadir hampir
semua sepakat bahwa Bali itu luar biasa, budaya Bali unik, masyarakat Bali
sangat ramah, atmosfer Bali kuat sekali, dan melihat Bali yang berbeda dengan
apa yang ditemui di negara-negara lain ketika menghadiri G20.
Saat mengantar delegasi G20 ke bandara, 16-17
November 2022, para kepala negara, juga menginginkan untuk datang lagi ke Bali
bersama keluarganya, mengingat waktu pertemuan yang sangat singkat sehingga tak
dapat sepenuhnya menikmati suasana Pulau Dewata.
Beberapa delegasi VVIP bahkan berpesan agar Bali
dijaga dengan baik demi kedamaian yang dapat dirasakan selamanya oleh
masyarakat dunia, karena Bali telah dicintai dan ke depan akan semakin banyak
pengunjung.
Bisa jadi, suasana yang dirasakan sangat berbeda,
kedamaiannya yang sangat muncul, akhirnya membawa berkah untuk penyelenggaraan
KTT G20 juga, sehingga sejumlah kesepakatan dalam Deklarasi Bali juga bisa
tercapai dalam waktu singkat. (Tim Liputan)
Editor : Aan