KALBARNEWS.CO.ID
(DENPASAR) - Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan dampak langsung yang
diperoleh dari penyelenggaraan KTT G20 di daerah itu adalah perbaikan dan
pembangunan infrastruktur senilai Rp800 miliar dari pemerintah pusat. Sabtu (19 November 2022).Bali Raih Perbaikan Infrastruktur Senilai Rp800 Miliar Dari KTT G20
"Pertemuan G20 memberi manfaat langsung dan
tidak langsung. Manfaat langsungnya Bali memperoleh pembangunan infrastruktur
atau sarana-prasarana dengan total anggaran lebih dari Rp800 miliar dari
APBN," kata Koster di Denpasar, Jumat (18/11).
Ia mengatakan infrastruktur tersebut tidak hanya
digunakan untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20, melainkan lebih jauh untuk
meningkatkan kualitas Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Beberapa di antaranya adalah Gedung VVIP Bandara I
Gusti Ngurah Rai dan kawasan penyemaian mangrove di Tahura Ngurah Rai.
"Gedung VVIP itu sangat bagus, Presiden juga
mengatakan itu bagus banget dan saya kira itu terbaik di Indonesia bahkan
dunia, itu dihibakan kepada Pemprov Bali. Kita juga diberikan kawasan tempat
penyemaian mangrove yang sangat indah, itu akan jadi destinasi wisata alam dengan
penataannya yang sangat bagus," ujar Gubernur.
Selama perjalanan G20 di Bali, Gubernur Koster
mengaku mendapat tugas pengawasan dan percepatan pembangunan serta penataan
infrastruktur dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Adapun yang berlangsung di Bali selain pembangunan
Gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dan penataan mangrove Tahura adalah
pembangunan bagian depan Pura Luhur Candi Narmada dan pembangunan taman di
depan patung I Gusti Ngurah Rai Tuban.
Selain itu, juga dilakukan penataan dan pembangunan
sarana-prasarana di Garuda Wisnu Kencana, penataan Jalan Tol Bali Mandara,
pelebaran jalan dan penataan di sejumlah jalur pejalan kaki.
"Ini membuat Bali menjadi sangat rapi dan
indah, dipergunakan untuk G20 tapi begitu selesai ini bermanfaat dalam rangka
mendukung ekosistem kepariwisataan Bali agar naik kelas ke depan. Ini berjangka
panjang, selain itu kemudian juga produk-produk lokal Bali digunakan untuk
jamuan di hotel," kata Koster.
Ia menyebut manfaat langsung di luar infrastruktur
juga terbentuk khususnya bagi masyarakat seperti penggunaan produk lokal dari
sajian makanan, kain endek, suvenir dari UMKM dan IKM lokal, hingga kebudayaan
yang disorot.
"Saya sudah dapat respons dari IKM dan UMKM,
mereka sangat bangga karena kain tenun endeknya dan produk kerajinannya
dipakai. Tentu bukan satu-satunya produk lokal Bali yang dipakai, juga
Indonesia karena menggambarkan produk dari daerah lainnya, tapi Bali sudah
dapat tempat yang istimewa," kata dia.
Selain itu, selama G20, Koster menyebut ada
pembicaraan berkaitan dengan investasi di Bali, dari rencana pembangunan jalan
tol, kereta listrik, energi bersih hingga kendaraan listrik.
Selama acara, Pemprov Bali turut terlibat dalam
hal pemasangan penjor yang menggunakan dana APBD Provinsi Bali sebesar Rp3
milyar dan biaya tari penyambutan delegasi Rp400 juta, menurutnya nominal
tersebut tak setimpal dari yang diperoleh Bali pada akhirnya.
"Itu tidak ada artinya kalau dibandingkan
dengan Rp800 milyar dibangun infrastruktur untuk Bali yang akan mempunyai efek
ekonomi luar biasa, jadi tidak pantas dibandingkan," kata Gubernur Koster
kepada media.(Tim
Liputan)
Editor : Aan