KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
menyampaikan tiga poin penting dalam upaya mempercepat kerja sama dan
memperkuat sekretariat subkawasan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Philippines - East Asean Growth Area (BIMP-EAGA). Sabtu (26 November 2022).
Airlangga Sampaikan Tiga Poin Percepat Kerja Sama BIMP-EAGA
Tiga poin ini meliputi, pertama, melipatgandakan upaya untuk merencanakan dan
melaksanakan proyek konkret melalui langkah-langkah, antara lain perumusan
proyek secara konvergen dan bottom-up,
kolaborasi proyek untuk menguatkan rantai pasok regional, serta upaya reskilling dan upskilling dari
pelaku usaha.
"Kedua, revitalisasi konektivitas melalui pembukaan kembali atau membuat
rute baru untuk mendukung perdagangan dan pariwisata. Pembangunan kembali
sektor pariwisata menjadi prioritas, berkembang menjadi tangguh dan
berkelanjutan," ujar Menko Airlangga saat memimpin Pertemuan Tingkat
Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 Tahun 2022 Retreat di Kota Pontianak.
Ketiga, belajar dari agenda G20 dengan mempercepat transisi dan ketahanan
energi di subkawasan, termasuk dalam mengembangkan model bisnis potensial untuk
masa depan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga mengusulkan tiga elemen yang perlu menjadi
pertimbangan dalam penyusunan visi pasca 2025, meliputi peningkatan daya saing
kolektif baru, pengembangan proyek berbasis aglomerasi yang bersifat subkawasan
dengan melibatkan semua wilayah, serta membangun subkawasan yang berkelanjutan
untuk mendukung pencapaian SDGs 2030.
"Mengatasi tantangan ini akan membuka peluang bagi BIMP-EAGA untuk
memaksimalkan kerja sama regional yang lebih luas, seperti RCEP dan IPEF,
sebagai bagian dari agenda integrasi regional,” ujar Menko Airlangga.
Dia mengatakan optimalisasi potensi BIMP-EAGA dengan memanfaatkan keunggulan
komparatif atas kekayaan sumber daya alam (SDA) adalah kunci penting untuk
mempercepat capaian sesuai visi 2025.
Sementara itu, para menteri dari empat negara yang hadir menegaskan kerja sama
subkawasan tetap menjadi kunci untuk memastikan pembangunan regional yang
berkelanjutan dan inklusif.
Mereka bersepakat BIMP-EAGA harus dapat beradaptasi dan gesit di tengah
munculnya megatren seperti gangguan teknologi, perubahan iklim, maupun krisis
multidimensi yang akan terjadi.
Lebih lanjut, para menteri mencatat usulan Brunei Darussalam untuk mendirikan
Sekretariat BIMP-EAGA Facilitation Centre (FC) di Bandar Seri Begawan, dan
berkomitmen mempercepat penyelesaian masalah ini.
"Jadi saya kira sudah saatnya kita memberikan kesempatan kepada Brunei
Darussalam untuk menjadi tuan rumah BIMP-FC,” ujar Menko Airlangga.(Tim Liputan)
Editor : Aan