![]() |
| Kepala Dinas Pertanian Dan Peternakan Kota Pontianak, H. Bintoro |
Kepala Dinas
Pertanian Dan Peternakan Kota Pontianak, H. Bintoro dengan tegas mengatakan
bahwa tidak ada monopoli dalam bisnis daging babi di Kalimantan Barat seperti
yang santer diberitakan baru-baru ini.
“Pemotongan
di RPH itu ada aturan dan SOP nya dan itu yang menjadi tolak ukur kita selama
ini, jika ada bahasa monopoli, sebenarnya itu bukan monopoli tapi bagaimana
kita dari dinas peternakan mempercayakan kepada satu pintu, dengan tujuan agar
pemotongan daging babi itu bisa diawasi sesuai dengan aturan yang sudah kita
buat, jadi tidak ada kata monopoli dalam hal ini seperti yang disampaikan oleh
salah satu pengusaha daging babi tersebut,” tegas H. Bintoro.
Bahkan Dinas
Peternakan melalui RPH yang ada saat ini betul-betul melakukan pengawasan ketat
untuk pemotongan daging babi ini, pengawasan dilakukan sebelum dan sesudah di
lakukan pemotongan, sehingga daging babi yang dijual kepada masyarakat
betul-betul daging yang terjamin dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
“Dinas
Peternakan sangat ketat terhadap pemotongan daging babi melalui RPH yang ada
itu, bahkan jika ada pengusaha-pengusaha daging babi yang memotong daging babi
yang sakit dan tidak layak bagi konsumen, maka akan kita tindak tegas sesuai
dengan aturan yang ada,” kata Kepala dinas.
Lebih lanjut
Bintoro mengatakan jika ingin bekerjasama dengan RPH yang ada untuk melakukan
pemotongan daging babi, silahkan saja, asalkan harus mengikuti prosedur dan
aturan yang ada. Jadi apa yang di lakukan dinas pertanian dan peternakan ini
semata-mata adalah untuk masyarakat yang menjadi konsumen terhadap daging babi
tersebut.
Saat ini
dinas pertanian dan peternakan juga telah melakukan satu terobosan terkait
dengan stok daging babi yang ada di Kalbar saat ini yaitu dengan mendatangkan
babi-babi dari luar Kalbar dengan harapan terobosan yang dilakukan ini Kalbar
tidak mengalami krisis deflasi apalagi harga daging babi saat ini harganya
sangat mahal.
“Kita
sengaja mendatangkan babi-babi dari luar Kalbar apalagi menjelang tahun baru
dan hari keagamaan yang ada, karena di Kalbar inikan masyarakatnya bukan
mayoritas muslim, jadi untuk mengatasi hal itu kita datangkan babi-babi dari
luar Kalbar dengan pengawasan ketat,” kata H. Bintoro
Sementara
Marsono, selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan RPH babi kota Pontianak
mengatakan bahwa terkait dengan pemberitaan yang ada, bahwa apa yang
dilakukannya sesuai prosedur yang ada, jika saat ini menunjuk salah satu
pengusaha untuk melakukan pemotongan babi, hal itu sudah sesuai prosedur dan
bukan asal tunjuk saja.
“Kalau
semuanya diizinkan tanpa prosedur, gimana, bisa-bisa daging babi yang ada di
pasaran tidak terjamin keamanan dan kualitasnya, dan tentunya para pengusaha
daging babi yang merasa tidak bisa melakukannya, silahkan melalui prosedur yang
ada atau silahkan langsung berkoordinasi dengan pengusaha yang memang sudah
ditunjuk, jangan asal buat statemen yang tidak berdasar di media,” kata
Marsono.
Selain itu
kata Marsono, sebagai penanggung jawab di pemotongan babi di Siantan ini,
dirinya meminta kepada pengusaha babi yang ada, agar kalau bisa babi-babi yang
sudah sakit jangan lagi dipotong tapi segera dimusnahkan. dengan tegas meminta
kalau bisa yang kalau bisa yang sakit jangan dipotong dimusnahkan. (tim
liputan).
Editor :
Heri
