Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., |
Dalam
sambutan yang disampaikan, Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, S.H., mengatakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)
pasti ada dampaknya, seperti transportasi umum yang berpengaruh pada harga dan
dapat menyebabkan masalah inflasi dan sebagainya.
"Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat sudah menyiasati hal itu dengan melakukan 2 hal.
Pertama, menyalurkan bantuan sembako untuk masyarakat yang betul-betul tidak
mampu. Kedua, kami melakukan operasi pasar dan selalu mengikuti komponen yang
harganya naik dalam menghitung inflasi," terang H. Sutarmidji.
Tujuan
digelarnya operasi pasar di kecamatan yang ada di Kalbar adalah untuk mencegah
terjadinya lonjakan inflasi dan tingginya harga pangan.
"Itu
yang kami lakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lonjakan inflasi.
Alhamdulillah, hingga Kalbar sampai hari ini termasuk daerah dengan inflasi
kategori rendah," jelasnya lagi.
Selain itu,
Pertamina diminta untuk tetap stabil dalam pendistribusian, terutama pada
komponen yang sering menjadi penyumbang kenaikan harga di pasaran seperti
Liquefied Petroleum Gas (LPG).
"Saya
menyarankan agar pendistribusian LPG 3 Kg langsung ke BUMDes. Jadi, harus
tersedia di desa-desa. Kalau ada kelangkaan LPG di satu desa, kita bisa
langsung tunjuk pemasaran di desa itu. Sehingga, hal ini memudahkan
pengangkutan jika pemerintah mengadakan subsidi," tutup Gubernur Kalbar.(BP).
Editor :
Heri