![]() |
Bank Sampah Solusi Kurangi Volume 30 Persen Produksi Sampah Di Pontianak |
Dengan
diresmikannya Bank Sampah Induk Khatulistiwa yang telah dibangun sejak 2019
lalu, Edi berharap volume sampah di Kota Pontianak bisa berkurang.
"Target
kita bisa mengurangi 30 persen dari total 360 ton sampah yang diproduksi per
hari sehingga sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa
berkurang serta lebih termanfaatkan," katanya.
Keberadaan
Bank Sampah Induk di Pontianak Barat ini setidaknya bisa mengurangi
sampah-sampah yang berasal dari kecamatan sekitar, seperti Kecamatan Pontianak
Kota, Selatan atau Tenggara. Sehingga sampah-sampah yang akan diangkut ke TPA
Batu Layang tidak membludak.
"Selain
itu, juga mengurangi trafik armada sampah dari wilayah kota ke TPA Batu Layang
sehingga bisa menghemat BBM serta mengurangi kemacetan lalu lintas,"
ujarnya.
Bank Sampah
ini nantinya akan mengakomodir dan menghimpun hasil pengumpulan dari unit-unit
bank sampah maupun bank sampah mini yang ada di sekitar Kota Pontianak.
Selanjutnya diproses menjadi bahan baku atau bahan yang bisa dimanfaatkan
seperti bijih plastik, komposting untuk menjadi pupuk dan sebagainya.
"Kehadiran
bank sampah ini juga menjadi salah satu kriteria dalam rangka persyaratan suatu
kota untuk mendapatkan penilaian Adipura," tutur Edi.
Dia
menjelaskan, dalam pemrosesan pengolahan sampah, ada dua jenis sampah, yakni
organik dan anorganik. Misalnya komposting yang melalui proses pembusukan dan
ternak maggot. Dimana sampah tersebut secara otomatis bisa bermanfaat untuk
bahan bakar dan pupuk. Sedangkan sampah anorganik tetap menjadi bijih plastik.
"Dengan
adanya mesin pencacah plastik pada Bank Sampah Induk ini maka bisa saja
pemulung membawa sampah ke sini untuk ditimbang dan dihargai," terangnya.
(tim liputan).
Editor :
Heri