![]() |
Kini Listrik Sintang Dan Sekadau Telah Terhubung Ke Sistem Khatulistiwa |
Sistem
kelistrikan Khatulistiwa menghubungkan sebagian besar Kota dan Kabupaten di
Provinsi Kalimantan Barat melalui jaringan transmisi 150 kV dan gardu-gardu induk
yang tersebar dari mulai Sambas, Pontianak hingga Sintang.
Hal tersebut
disampaikan Manajer PLN Unit Pelaksana Penyaluran dan Pengatur Beban (PLN UP3B)
Sistem Kalbar, Sudarto, Ia mengungkapkan sebelum beroperasinya GI di Sintang
dan Sekadau, kelistrikan di 2 wilayah tersebut dilayani secara isolated
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Suak Payung, Sekadau,
PLTD Menyurai di Sintang serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sintang.
“Dengan
dilayani melalui Sistem transmisi Khatulistiwa, keandalan jaringan listrik di
Sekadau dan Sintang akan jauh lebih baik. Sebelumnya saat masih isolated, jika
terjadi gangguan pembangkit, sumber aliran listrik tidak dapat dipasok dari
daerah lain karena belum ada jaringan transmisi yang menghubungkan,” ujar
Sudarto.
Selain dari
segi keandalan, secara kecukupan pasokan daya di Sintang dan Sekadau kini juga
lebih melimpah. Pasalnya, Sistem Kelistrikan Khatulistiwa yang terdiri dari
banyak pembangkit memiliki cadangan daya hingga 197 mega-watt (MW).
“Jika
sebelumnya listrik di Sintang dipasok dari PLTU dengan kapasitas 21 mega-watt,
kini masyarakat tidak perlu kawatir masalah kecukupan energi listriknya. Dengan
dilayani menggunakan Sistem Khatulistiwa, kami (PLN) mampu memenuhi seluruh
kebutuhan listrik masyarakat bahkan dengan pertumbuhan pelanggan ke depannya,”
imbuh Sudarto.
Ketersediaan
pasokan energi listrik yang melimpah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi dan terutama sektor industri di Sintang dan Sekadau. Selain itu, PLN
juga meyakini kualitas pelayanan yang dihadirkan akan meningkat baik dari sisi
keandalan maupun kualitas tegangan.
Sudarto
menambahkan pengoperasian gardu induk Sintang dan Sekadau juga meningkatkan
efisiensi operasional hingga Rp 74 Miliar per tahun dengan dihentikannya
operasi PLTD-PLTD berkapasitas kecil berbahan bakar BBM.
“PLTD-PLTD
yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak kini sudah tidak perlu
dioperasikan lagi. Sehingga biaya operasional untuk membangkitkan listrik juga
lebih efisien,” jelas Sudarto.
Pembangunan
GI Sintang dan Sekadau beserta jaringan transmisinya menelan biaya investasi
sebanyak Rp 504 Miliar. PLN berharap dengan hadirnya listrik dengan kualitas
dan keandalan yang lebih baik disana akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat. (tim liputan).
Editor :
Heri