Eka Sulistya Ediningsih: Ini Langkah-langkah Pencegahan Stunting

Editor: Redaksi author photo
Eka Sulistya Ediningsih: Ini Langkah-langkah Pencegahan Stunting
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Masih tingginya angka stunting di Indonesia menjadi perhatian khusus pemerintah terutama dalam mengatasi dan mengurangi angka agar tidak semakin merangkak naik.

Hal tersebut disampaikan Dirut Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Eka Sulistya Ediningsih, Ia menyampaikan langkah-langkah yang wajib diketahui masyarakat luas agar angka stunting tidak semakin tinggi.

“Tingginya angka stunting di Indonesia menjadi perhatian khusus pemerintah terutama dalam mengatasi dan mengurangi angka agar tidak semakin merangkak naik,” jelas Eka Sulistya Ediningsih.

Eka Sulistya Ediningsih mengatakan Langkah Pertama, yaitu Tidak Menikah di Bawah Usia 20 tahun, Ia mengatakan upayakan sebelum memutuskan menikah harus memeriksakan kesehatannya seperti HB minimal 11,5 dengan BB yang ideal.

“Jika memutuskan menikah dibawah usia ideal, maka harus menunda kehamilan minimal tiga bulan. Hal tersebut dikarenakan sel telur dan sperma memberikan kontribusi yang berpengaruh dalam memproduksi kelahiran manusia sehingga dalam waktu tiga bulan maka diberi kesempatan untuk calon mempelai pria dan wanita memperbaiki kesehatan reproduksi agar menghasilkan calon bayi yang tercukupi gizinya selama didalam kandungan,” ucapnya.

Langkah Kedua, Sebelum Menikah Memeriksakan Kesehatan, Pemeriksaan wajib dilakukan apakah calon mempelai wanita dan pria siap dan dalam keadaan sehat sehingga dimalam pertama sudah dalam keadaan prima.

Karena 85 persen pasangan ingin mendapatkan keturunan. Karena itu pertemuan sperma dan sel telur harus sehat.

Langkah Ketiga Pola Asuh di Seribu Hari Pertama Kehidupan, Banyak masyarakat yang menitipkan anaknya ke nenek sehingga dua tahun pertama wajib diberikan ASI (Air Susu Ibu). Karena vitamin terbaik adalah ASI. Partisipasi memberikan ASI sangat tinggi.

Langkah Keempat, Ibu-ibu yang baru hamil dan melahirkan pastikan menjaga jarak kelahiran minimal tiga tahun.

Dengan waktu 33 bulan itu adalah masa yang bagus untuk seorang wanita memperbaiki kondisi tubuhnya. Rahim baru siap diberi janin, dari kecil mengembang dan kembali normal dan siap dibuahi selama 33 bulan.

Karena jika belum 33 bulan, rahim masih tipis dan jika keseringan hamil bisa terjadi pendarahan. Dengan memeriksakan sebelum 33 bulan, calon ibu termasuk pemeriksaan hemoglobin maka dapat diupayakan perbaikan kondisi kesehatan calon ibu.

“Jangan terlalu sering melahirkan jangan terlalu muda jangan terlalu tua sehingga dapat mencegah stunting. Maksimal mencapai 14 persen di 2024,” pungkasnya. (tim liputan).

Editror : Heri

Share:
Komentar

Berita Terkini