![]() |
IKA PMII Kabupaten Sambas Peringati Harlah PMII Ke-62 Tahun |
Kegiatan
Diskusi dan Buka Bersama yang dilaksanakan oleh IKA PMII Sambas ini merupakan
kegiatan dalam rangka silaturahmi kepada kader-kader alumni PMII di Kabupaten
Sambas dan mendorong kepada kader alumni untuk dapat senantiasa bersinergi
dalam melakukan pergerakan bersama NU.
Kegiatan ini
dihadiri oleh para alumni PMII yang memiliki latar belakang profesi dari
beragam lembaga diantaranya dari MAN IC Sambas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Sambas, Pengadilan Agama Sambas, MAN 1 Sambas, IAIS Sambas, Kementerian Agama
Sambas, Penggiat Media Sosial, Penggiat Fundraising dan Filantropi di NU Care,
Ansor Sambas, Muslimat NU Sambas dan berbagai lembaga lainnya.
Mengawali
kegiatan ini, Mursidin, M.Ag selaku Ketua IKA PMII menyampaikan dalam
sambutannya bahwa kegiatan yang penting dilakukan oleh IKA PMII adalah membantu
kader-kader PMII dan tetap mengimplementasikan sikap gerakan dalam berbagai
aktivitas termasuk dalam profesi yang dijalani.
"Seberapapun
kemampuan para alumni PMII, maka wajib untuk dapat membantu para kader PMII,
kalau tidak bisa membantu dengan materi bantu kader kita dengan tindakan, jika
tindakan pun tidak mampu maka bantulah para kader PMII dengan do'a,"
jelasnya.
"Seberapapun
kekuatan dari para alumni PMII dukungan terhadap adek-adek PMII harus maksimal,
paling tidak dukungan dan motivasi dalam membuat gerakan selalu ditebarkan
kepada meraka," ujarnya.
Setelah
sambutan dilakukan rentetan kegiatan berikutnya yakni diskusi. Diskusi ini
dilakukan bersama PCNU Sambas dengan pemantiknya yakni Drs. H. Mujahidin, M.Si.
Diskusi ini menghadirkan tema tentang "Kiprah PMII mengiring NU".
Selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Sambas menegaskan bahwa ada sebuah problema yang
membuat gerakan organisasi tidak terlalu masif.
"Gerakan
yang dilakukan saat ini menjadi kurang masif terutama gerakan-gerakan yang
membangun kepedulian sosial, agama, dan lain-lain. Ini merupakan problem besar
bagi kita. Saat ini yang utama dilakukan adalah action namun juga tidak
meninggalkan sikap kritis dari gerakan, sehingga dalam melakukan gerakan akan
selalu tepat sasaran," ujarnya.
"Problem
besar yang muncul dari sebuah gerakan sehingga membuat kurang masifnya
kegiatan-kegiatan yang dilakukan tidak hanya oleh PMII tapi disebagian banom NU
juga mengalami problem yang sama. Faktor utama penyebab tidak masifnya gerakan
itu yakni disebabkan tujuan dari berorganisasinya belum tepat, adanya
embel-embel kepentingan pribadi bahkan tidak mengenal ruh organisasi inilah
yang menjadi penyebab besar sehingga gerakan tidak begitu masif,"
tegasnya.
Kegiatan ini
diharapkan dapat menumbuhkan gerakan-gerakan baru dalam melakukan berbagai
kegiatan dan dapat senantiasa bersinergi dengan NU Sambas sehingga tercipta
kegiatan yang mampu menelisik dari kesenjangan sosial dan bergerak memberikan
solusi kepada masyarakat sebagai agent pembangunan di Kabupaten Sambas.
(Sabari).
Editor :
Heri