![]() |
Sebanyak 27 Karya Sayembara Baca Puisi Multimedia PWI Tereliminasi |
Panitia
terlihat sibuk memilah dan memilih video-video pembacaan puisi multimedia
bertema ‘Bersemi Kala Pandemi’ yang dikirim para peserta dari Aceh hingga
Papua.
Menurut
Ketua Panitia, Ramon Damora, panitia diamanahkan menjadi gerbang awal
penyeleksian setiap karya yang masuk. Sesuai syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Jangankan
dua atau tiga syarat diabaikan, satu ketentuan saja tidak dipenuhi peserta maka
panitia dengan terpaksa menggugurkan karyanya sebelum dikirim ke meja Dewan
Juri.
Misalnya ada
sejumlah peserta mengirimkan video berdurasi lebih 10 menit, padahal
ketentuannya maksimal 5 menit. Ada yang tidak mencantumkan logo PWI, lupa
menyertakan teks puisi, dan sebagainya.
“Banyak pula
yang mengirim video ke nomor ponsel narahubung panitia, dengan dalih tidak tahu
cara menggunakan email atau sinyal buruk, mereka lupa bahwa semangat lomba baca
puisi multimedia ini adalah menyongsong era digital,” kata Ramon.
Panitia
berpikir, kompromi kepada peserta yang kurang mengindahkan syarat lomba, sama
saja dengan tidak menghargai peserta yang bertungkus lumus menyiapkan segala
sesuatunya dengan baik.
“Seniman
juga harus belajar disiplin,” tegas Ramon.
Walhasil,
urai dia, hingga tenggat waktu yang ditetapkan panitia menerima 107 karya video
puisi multimedia dari hampir seluruh provinsi di tanah air. Dari 107 itu, ada
27 karya yang tereliminasi karena tidak memenuhi syarat dan ketentuan. Sisanya,
80 karya, akan diserahkan ke meja Dewan Juri hari ini.
Dewan Juri
babak penyisihan terdiri dari Hasan Aspahani dan Dheni Kurnia. Dua nama besar
di blantika sastra kontemporer Indonesia. 🙏 Hasan
Aspahani adalah seorang penyair, novelis, esais, penulis skenario film, dan
influencer dunia literasi yang masyhur dikenal di dunia maya dengan nama
@jurubaca.
Sedangkan
Dheni Kurnia merupakan sastrawan, budayawan, jurnalis senior. Tahun 2018, buku puisi alumni LES Mounclear
College, Los Angeles, California, Amerika Serikat, ini berjudul ‘Bunatin’
mendapatkan penghargaan sebagai Buku Puisi Terbaik Anugerah Hari Puisi
Indonesia.
Ramon
menambahkan, Dewan Juri bakal menilai setiap video puisi multimedia yang masuk
setidaknya dengan enam indikator penilaian: penghayatan/penjiwaan,
ekspresi/gesture, vokal/artikulasi/intonasi, orisinalitas, kreativitas
multimedia, serta konsep dan ketepatan makna puisi terhadap tema.
“Hingga
pertengahan Desember 2021 Dewan Juri akan bekerja memilih 5 finalis yang akan
diundang berlomba di laga final pada acara Malam Apresiasi Puisi ‘Bersemi Kala
Pandemi’ di Kendari, Sulawesi Tenggara, tanggal 8 Februari 2022, tentu
segalanya kami tanggung baik transportasi maupun akomodasi,” ujar Ketua Bidang
Budaya PWI Pusat ini.
Selain 5
finalis, panitia juga akan meminta kesediaan Ketua Umum PWI Pusat, Atal S
Depari, untuk memilih 5 video favorit yang masing-masing akan mendapatkan
hadiah Rp500 ribu. Adapun di malam final Kendari, juara pertama berhak atas
hadiah Rp10 juta, juara kedua Rp7 juta, juara ketiga Rp5 juta, dan dua juara
harapan masing-masing Rp1,5 juta.
“Kita doakan
juri agar bisa segera bekerja dengan merdeka gembira. Bila tak ada aral
melintang, pengumuman 5 finalis dan 5 favorit akan kami siarkan secara virtual
pada pertengahan Desember. Sampai bertemu di Kendari,” demikian Ramon.**
(Sumber : Jaringan Media Siber Indonesia).
Editor : Aan