Idris Daeng Kasim alias Pak Aye 69 tahun |
"Setelah
lepas kerja di Malaysia sebagai buruh kapal, saya akhirnya memilih jualan es
keliling yakni sekitar tahun 1987 sampai
sekarang," ujarnya saat ditemui Minggu 26 Desember 2021.
Pekerjaan
berjualan ini ia jalani demi memenuhi kebutuhan keluarga. "Alhamdulillah
selama ini hasilnya saya syukuri, karena itu semua pemberian Allah SWT. Kalau
cuaca bagus dan es habis saya bisa bawa pulang Rp 100 ribu," kata Idris.
Pria yang
bertempat tinggal di Kampung Iban Desa Pasir Panjang ini mengaku hasil yang
didapatnya bisa membesarkan enam orang anaknya.
"Saya
memiliki enam orang anak, hanya saja ada dua orang yang meninggal dan sisanya
empat orang. Dua diantaranya sudah berkeluarga dan paling bungsu masih
mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren," terangnya.
Sesungguhnya
lanjut dia, anaknya melarang dirinya jualan, namun justru permintaan itu ia
tolak.
"Anak
saya sering meminta agar berhenti jualan, tapi saya tolak. Karena jika berhenti
jualan justru badan saya terasa sakit semua," tambah Idris.
Tapi satu
hal yang saya penuhi dari permintaan anak ialah tidak lagi pulang jika sudah
petang.
"Sekarang
saya tidak pernah jualan sampai petang, maklum pandangan mata sudah berkurang.
Jadi ini permintaan anak yang saya penuhi, termasuk jika cuaca hujan tiba saya
kalau sudah jamnya pulang, saya harus pulang juga," tegasnya.
Dirinya
mengaku senang menjalani ini semua, karena banyak ketemu orang dan bagian dari
perintah Allah untuk ikhtiar dalam mencari rejeki. (san/tim liputan).
Editor : Aan