Persatuan Mahasiswa Melayu (PMM |
Puluhan ribu
masyarakat terpaksa mengungsi akibat banjir kali ini. Bahkan baru-baru ini
viral pemberitaan Gubernur Kalbar, H Sutarmidji yang marah besar dengan
mengusir 20 perwakilan perusahaan sawit di Kalbar karena dianggap kurang peka
terhadap derita masyarakat yang mengungsi.
Sikap
Gubernur Kalbar, H Sutarmidji ini banjir pujian dan dukungan dari
masyarakat, tetapi ada juga pihak yang
mengkritis, seperti yang disampaikan oleh salah satu Persatuan Mahasiswa Melayu
(PMM), Surdiyansyah sebagai Kadiv Kebijakan Publik PMM Kalbar.
Surdiyansyah
mengatakan sikap Gubernur yang mengusir perwakilan perusahaan sawit ini macam
seperti seolah Pahlawan Kesiangan, betapa tidak, banjir ini bukan baru kali ini
terjadi, karena tahun lalu 2020 terjadi banjir,
tahun 2019 juga banjir dan tahun ini 2021 banjirnya sangat parah
“Kami
melihat sikap Gubernur yang mengusir perwakilan perusahaan sawit ini macam
seperti seolah Pahlawan Kesiangan," ujar Surdiyansah, Kadiv Kebijakan
Publik PMM Kalbar.
Kadiv Kebijakan
Publik PMM Kalbar ini mengatakan PMM pada musibah bencana banjir tahun 2020, tahun 2019 dan tahun ini 2021 PMM melakukan
penggalangan donasi hampir setiap tahun di jalan sebagai bentuk kepedulian atas
derita masyarakat yang terdampak banjir.
“Jadi
bencana banjir ini bukan baru tahun ini, tapi uda langganan hampir tiap tahun.
Sementara solusi kebijakan dari pemerintah daerah belum pernah kita dengar
secara lantang. Padahal Pak Gubernur ini sudah 3 tahun menjabat, sudah
menghadapi 3 kali banjir dengan yang ini," ungkap mahasiswa Hukum UMP ini
dengan nada heran.
Mestinya
sejak dilantik menjadi Gubernur, Sutarmidji harusnya peka melihat situasi di
daerah hulu dimana banjir kerap terjadi hampir tiap tahun. Harus Ada analisa
potensi bencana banjir berdasarkan fakta empiris dan dibuat berikut formulasi
solusinya sehingga bisa memperkecil potensi bencana.
“Beliau ini
kan pemimpin pintar, mestinya tak perlu dikasi saran pemikiran lagi untuk hal
yang begini," ujar mahasiswa yang biasa disapa Ryan ini.
Hal senada
juga dibenarkan oleh Sekjen PMM, Ikhwan Candra, Ia mengatakan apa yang
dilakukan Pak Gubernur itu seperti life services untuk mendapat simpati publik.
“Biar
masyarakat tahu bahwa Gubernur prihatin dan peduli. Tapi gagal mengurai akar
persoalan dan tak menghasilkan solusi apa-apa bagaimana mengatasi banjir di
masa depan, " ujar mahasiswa IAIN ini.
Sebagai
kepala daerah, mestinya perusahaan sawit ini dipanggil secara periodik untuk
duduk bersama memikirkan potensi bencana yang akan datang bukan cuma asap tapi
juga prospek banjir.
“Kami yakin
Pemerintah dan perusahaan sawit punya pakar atau ahli-ahli rekayasa lingkungan
yang bisa memikirkan solusi untuk mengecilkan resiko terjadinya bencana. Harus
kita akui semua bahwa hutan kita sudah rusak, pohon-pohon yang diharapkan
menjadi pengikat dan penahan air berkurang drastis. Kemudian banyak kaki gunung
dan perbukitan yang kini ditanami Sawit. Oleh karena itu, pihaknya meminta
bencana tahun ini harus menjadi evaluasi kritis bagi para kepala daerah
khususnya Gubernur selaku pemimpin Kalbar yang kami nilai telah lalai
mengantisipasi bencana ini padahal sudah 3 tahun menjabat," tandas Sekjen
PMM Kalbar ini.
Persatuan
Mahasiswa Melayu (PMM) Kalbar mendesak
pemerintah daerah bersama kalangan dunia usaha terkait untuk benar-benar
bahu membahu sekuat upaya membantu masyarakat yang menjadi korban dan juga para
pengungsi saat ini.
“Masih
banyak masyarakat yang belum mendapatkan bantuan atau tak tersentuh sama
sekali. Mari kita berdoa semoga air segera surut sehingga masyarakat bisa
kembali ke rumah masing-masing," ucap mahasiswa senior di IAIN Pontianak ini.
(tim liputan).
Editor : Aan