![]() |
Limbah Pengelolaan Sawit PT Pundi Lahan Khatulistiwa |
Warga
mengakui bahwa selain menimbulkan bau yang tidak sedap air yang tercemari oleh
limbah itupun menjadi berubah warna menjadi biru kecoklatan bahkan
mengakibatkan gatal-gatal jika air tersebut digunakan untuk mandi.
Mat Nawi
salah seorang warga mengatakan bahwa sejak jebolnya tanggul pengelolaan sawit
PT. Pundi tersebut air parit yang biasanya digunakan warga menjadi tercemar,
padahal air parit yang telah tercemar itu merupakan satu-satu sumber air yang
dipakai warga sekitar untuk mandi, mencuci dan lainnya.
"Sejak
tercemar akibat limbah pengelolaan sawit PT. Pundi air sudah tidak bisa kami
gunakan lagi karena selain bau , air yang tercemar itu juga mengakibatkan
gatal-gatal," jelas Nawi, Senin (30/8/2021).
"Perusahaan
memang memberikan tong untuk air bersih tapikan percuma, mau nyedot airnya dari
mana, karena satu-satunya sumber air yang ada di tempa kami itu cuma di parit
yang tercemar itu," kata Mat Nawi dengan nada kesal.
Sementara
itu, Kades Kuala Mandor A, H. Munawi bahwa pihaknya sudah mengetahui hal itu
dari laporan yang disampaikan oleh masyarakat sekitar.
"Berdasarkan
dengan fakta yang ada, maka, saya selaku Kepala Desa hanya ingin mempertanyakan
kepada pihak perusahaan terkait dengan Amdal nya dan yang jelas, saya sangat
menyayangkan dengan adanya pencemaran limbah pengelolaan sawit milik PT. Pundi Lahan
Khatulistiwa yang terjadi di pemukiman warga sekitar perusahaan tersebut,"
jelas Munawi ketika ditemui disela-sela kesibukannya.
Munawi juga
meminta kepada pihak Perusahaan untuk mengambil langkah tepat agar kasus serupa
tidak kembali terulang. (tim Liputan).
Editor : Aan