Diskusi Virtual Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh |
Hal itu
merupakan beberapa kesimpulan penting dari diskusi virtual yang digelar oleh
Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, Jumat (20/8/2021). Tiga narasumber,
Teguh Santosa, Imam Soemarsono, dan Akbar Noegroho hadir dalam memberikan
paparan terkait dengan konstelasi politik di Afghanistan pasca keberhasilan
Taliban merebut kekuasaan di negeri yang di huni mayoritas suku Pasthun
tersebut.
Teguh
Santosa, Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah, menerangkan,
saat ini Sudah tidak penting lagi mendiskusikan kenapa Taliban bisa menang,
namun hal utama adalah mendorong Taliban untuk membentuk pemerintahan
rekonsiliatif dan mengakomodir semua suku yang ada di negara itu.
Pemerintahan
yang rekonsiliatif, kata Teguh, guna memastikan stabilitas politik dan
pemerintahan yang akan dibentuk Taliban nantinya. Soal struktur negaranya
seperti apa, itu bukan masalah. Namun, mengakomodasi kepentingan semua
kalangan, terutama kelompok-kelompok besar menjadi tantangan bagi Taliban
kedepannya.
Teguh,
wartawan yang pernah meliput konflik di Afghanistan pada 2001 Silain itu juga
memastikan, Amerika tidak akan mungkin kembali ke Afghanistan, sebab, keluar
dari negara itu merupakan janji politik Joe Biden, dan jangan pernah berpikir
bahwa negeri Paman Sam akan datang kembali menginvasi Afghanistan.
Pemerintahan
yang rekonsiliatif dengan konsep berbagi kekuasaan, merupakan solusi bagi
keberlangsungan masa depan politik pemerintahan bentukan taliban nantinya, dan
tentu, Taliban punya konsep yang khas tentang bagaimana struktur pemerintahan
yang akan mereka bentuk nantinya.
Sementara
itu, Akbar Nugroho, mantan pekerja International NGOs, dan pernah bergabung
dalam United Nations Assistance Mission in Afghanistan) dari 2011 - 2015,
menyebutkan, mungkin akan sulit bagi Taliban membentuk pemerintahan yang solid.
Hal tersebut mengingat kelompok tersebut merupakan kelompok bersenjata berbasis
civilian atau kelompok sipil. Namun tentu, dukungan semua elemen suku penting
diperhatikan guna memastikan keberlangsungan pemerintahan di sana.
Hal utama
yang juga harus diperhatikan oleh pemerintahan bentukan Taliban nantinya,
adalah soal kebutuhan makanan, suplai barang dan hal-hal yang menyangkut
kesejahteraan rakyat. Sebab, katanya, sebelum Taliban berkuasa, hampir 75
persen kebutuhan negara itu di topang oleh bantuan internasional.
Ia juga
menyampaikan, keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan, dikarenakan sistem
pemerintahan bentukan pimpinan Presiden Hamid Kharzai dan Ashraf Gani sangat
korup. Karenanya, kelompok itu mendapatkan dukungan mayoritas dari rakyat.
Acara
diskusi Virtual JMSI Aceh dengan mengusung tema konstelasi global pasca
kemenangan Taliban di Afghanistan, diikuti lebih dari 37 Perseta, dan di pandu
oleh Ihsan Yunadi, CEO AnteroAceh.com
Sementara
itu, Imam Soemarsono, mantan wartawan Rakyat Merdeka, yang pernah meliput
konflik di Afganistan pada 2001 menerangkan, struktur politik dan masyarakat di
negara itu sangat berbeda dengan negara lain. Di daerah ini, katanya, peran
ulama dan kepala suku sangat kuat, dan bahkan keberadaanya dapat
mengorganisasikan pasukan dan logistik.
Kemenangan
Taliban hari ini di Afghanistan, merupakan proses politik yang panjang, dan
tugas terbesar kelompok itu usai menguasai negara saat ini adalah membangun rekonsiliasi.
Rekonsiliasi
sangat penting segera dilakukan, ujarnya, sebab, tugas berat lainnya sudah
menyusul, yakni memulihkan ekonomi, sebutnya. Saat ini, kondisi perekonomian
negara sudah hancur, sebagai akibat perang yang panjang.
Sebabnya,
penting bagi Taliban untuk memulai proses pembentukan pemerintahan yang
rekonsliatif, guna memastikan dukungan negara-negara lain untuk ikut serta
dalam pemulihan Afghanistan nantinya, demikian kata Imam Soemarsono. (Sumber :
JMSI/Tim Liputan)*
Editor : Aan