Ilustrasi Aplikasi di Handphone |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Para pengguna Android perlu berhati-hati. Sebab sebuah peneliti menemukan aplikasi yang mampu menginfeksi Handphone dan bahkan bisa mencuri uang korbannya, Para pengguna juga diingatkan untuk tidak menekan URL singkat yang diterimanya.
Hal
tersebut disampaikan peneliti malware dari ESET, Lukas Stefanko seperti
dilansir dari laman nkri.com, Lukas menyebutkan link tersebut adalah teknik
iklan agresif dan mengarahkan ke laman yang berbahaya.
“Monetisasi
berarti saat seseorang mengklik link seperti itu, sebuah iklan, akan
ditampilkan yang menghasilkan pendapatan pada orang yang membuat URL,” kata
Stefanko, Jumat (13/8/2021).
Teknik
tersebut digunakan misalnya scareware adalah memberitahu pengguna jika ponsel
mereka terkena malware, Para korban akan diminta mengunduh aplikasi yang ada di
Play Store atau mengikuti survey.
Selain
itu korban juga akan dikirimkan konten dewasa, menawarkan untuk langganan SMS
premium, hingga mengaktifkan notifikasi browser.
“Masalahnya
beberapa layanan link singkat itu menggunakan teknik iklan yang agresif seperti
iklan scareware: memberi tahu pengguna jika perangkat terinfeksi malware
berbahaya, mengarahkan pengguna mengunduh aplikasi dari Google Play Store atau
berpartisipasi dalam survey tidak jelas, mengirimkan konten dewasa, menawarkan
memulai langganan SMS premium, mengaktifkan notifikasi browser, dan membuat
penawaran meragukan memenangkan hadiah,” jelasnya.
Para
pengguna Android diminta mendownload aplikasi berbahaya dan akan memuat malware
Android atau fakeAdBlocker, lalu akan mengunduh dan mengeksekus muatan seperti
trojan perbankan, SMS, dan adware agresif.
Untuk
mengecek apakah kamu jadi korban, bisa masuk ke menu Pengaturan selanjutnya
pilih Aplikasi.
Malware
bisa ketahui karena tidak memiliki ikon atau ama aplikasi serta sudah
menemukannya klik satu kali dan teman Uninstall.
Android
atau fakeAdBlocker dapat bersembunyi dari penglihatan pemilik handphone, muatan
ini akan mengirimkan mulai dari konten dewasa, acara kalender spam hingga
beberapa waktu ke depan.
“Mempercayai
iklan scareware dapat merugikan korbannya baik dengan mengirimkan pesan SMS
tarif premium, berlangganan layanan yang tidak perlu atau mengunduh aplikasi
tambahan dan seringkali berbahaya. Selain itu kami mengidentifikasi berbagai
trojan perbankan Android dan SMS yang diunduh dan dieksekusi,” kata Stefanko.
Selain
di Android, malware ternyata ditemukan juga mengancam pada ponsel IOS, Saat
malware sudah masuk ke perangkat, pengguna akan mendapatkan banyak iklan yang
tidak diinginkan, yakni kalender spam dan menipu untuk menekan sebuah link
berbahaya.(tim liputan).
Editor
: Aan