Bayu Penggagas Sekaligus Ketua GPS Sambas |
KALBARNEWS.CO.ID (SAMBAS) - Kodrat manusia ialah mahluk sosial, artinya manusia butuh berinteraksi, bersosialisasi atau berhubungan timbal balik dengan manusia-manusia lain didalam segala hal.
Hal itu
disampaikan Bayu Penggagas sekaligus Ketua Komunitas Gerakan
Peduli Sesama (GPS) Sambas melalui isran pers yang diterima redaksi
kalbarnews.co.id, Senin (21/06/2021).
Bayu mengatakan
rasa memiliki antar sesama harus dimiliki juga oleh seluruh masyarakat karena
hal ini sangat penting bagi masyarakat lainnya agar lebih peduli terhadap yang
lain.
“Kita adalah
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain maka dari itu rasa memiliki antar
sesama sangat-sangat penting bagi kita semuanya,” ujarnya.
Memiliki
kepedulian terhadap orang lain memiliki dampak positif yakni, terciptanya
kerukunan dalam masyarakat karena adanya tolong-menolong. Beberapa cara untuk
membentuk jiwa sosial dalam bermasyarakat seperti, menyadari semua adalah milik
Allah dan sewaktu-sewaktu dapat diambil kembali, kepedulian sosial merupakan
ibadah yang dapat meningkatkan keimanan, mengingat bahwa menolong orang lain
dapat mengurangi sifat tamak dan kikir yang mana sifat tersebut sangat dibenci
oleh Allah SWT.
Bayu selaku
penggagas sekaligus ketua GPS (Gerakan Peduli Sesama) Sambas mengatakan,
membantu sahabat atau orang sekitar sama saja sebagai tindakan menebar vibrasi
syukur kepada Allah SWT. Energi ketulusan dalam bantuan itu akan menebar kepada
orang-orang yang dibantu.
Dia
menjelaskan, sudah sepatutnya manusia bersyukur karena Allah SWT dapat
memberikan kesempatan kepadanya untuk memberikan bantuan kepada orang lain.
Bukan justru meminta kepada orang lain untuk bersyukur dan berterima kasih
kepada kita.
Lebih lanjut
dia menjelaskan, memberikan sesuatu kepada orang lain bukan berarti kita
menjadi rugi. Jika manusia mengukurnya dengan materi dan hitungan matematis,
kata dia.
“Mungkin
saja manusia akan memberi pada orang lain lalu berkata apa yang dimilikinya
akan berkurang,” tukasnya.
Padahal
sejatinya sikap memberi itu tak sama sekali merugi. Asalkan nilai pemberian itu
dilandasi dengan ketulusan, keikhlasan, dan juga keimanan. Membantu dalam
kebaikan—seberapapun besar dan kecil nilainya akan terasa ringan apabila
dilakukan dengan tulus dan ikhlas.
“Semoga kita
memiliki rasa sosial, peduli terhadap sesama dan memiliki empati yang tinggi
sehingga hati akan tergerak untuk membantu, ikut serta menolong, sedikit
meringankan beban orang lain dalam berbagai kesempatan dimulai dari hal kecil
disekitar kita. Dan menjadikan contoh agar orang lain turut serta ikut dalam
apa yang kita lakukan, semua dilakukan dimulai dari diri sendiri,” tutupnya.
(tim liputan).
Editor : Aan