KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Pemerintah Amerika Serikat diminta mengakhiri blokade ekonomi, perdagangan, dan keuangan yang diterapkan kepada Kuba, Pemerintahan Amerika Serikat yang kini dikendalikan Presiden Joe Biden juga disarankan untuk mengubah mentalitas dan perspektif dalam berhubungan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk Kuba.
Demikian antara lain
disampaikan wartawan dari Indonesia, Teguh Santosa, yang ikut memberikan
pandangan dalam Forum internasional bertema “Solidaritas untuk Mengakhiri
Blokade Kuba” yang diselenggarakan Instituto Cubano de Amistad con los Pueblos
(ICAP) dan Central de Trabajadores de Cuba (CTC), Sabtu pagi waktu Indonesia
(1/5) atau Jumat malam waktu Havana, Kuba (30/04/2021).
Forum tersebut digelar
secara hybrid selama dua hari, dari tanggal 30 April sampai 1 Mei dalam rangka
memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Puluhan pembicara dari
berbagai belahan dunia menyampaikan pandangannya dalam forum yang dibuka oleh
Presiden ICAP Fernando Gonzalez dan Sekjen CTC Ulises Guilarte de
Nacimiento.
“Dari Indonesia saya
mengirimkan pesan kepada rakyat Kuba yang percaya bahwa kelas pekerja adalah
elemen penting dalam peradaban dan perdamaian dunia,” ujar Ketua Umum Jaringan
Media Siber Indonesia (JMSI) ini mengawali pesan May Day-nya.
Mantan Ketua Bidang Luar
Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu selanjutnya mengatakan, sudah
lebih dari setahun masyarakat dunia menghadapi pandemi Covid-19 sebagai situasi
yang tidak unprecedented atau tidak pernah dialami sebelumnya.
“Namun di
sisi lain, situasi ini membuka kesempatan pada manusia untuk meningkatkan
kapasitas dan solidaritas,” ujarnya mantan anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat
itu.
Teguh yang juga pernah
menjadi Ketua Bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah menambahkan, di era
pandemi ini, pemerintah Kuba dan rakyat Kuba bekerja keras menghadapi pandemi
Covid-19 dan memperkuat pondasi politik. Sejauh ini kerja keras itu cukup
berhasil.
Hal lain yang dikatakan
Teguh, di tengah pandemi Covid-19, masyarakat dunia masih menyaksikan arogansi
pihak-pihak tertentu yang merasa memiliki kekuasaan dan memiliki hak untuk
memaksakan kekuasaan mereka kepada pihak yang mereka anggap lemah.
“Karena hal itulah, dalam
kesempatan peringatan Hari Buruh Internasional ini, saya bersama rakyat Kuba
meminta pemerintah Amerika Serikat menghentikan blokade kepada Kuba,” sambung
Teguh.
Hubungan antara Amerika
Serikat dan Kuba sempat mengalami perbaikan di era Presiden Barack Obama. Pada
bulan Desember 2014, Presiden Barack Obama dan Presiden Raul Castro mengumumkan
tekad kedua negara menormalisasi hubungan yang memburuk sejak Revolusi 1959 dan
terputus setelah insiden Teluk Babi tahun 1961.
Di bulan Juli 2015, Amerika
Serikat membuka kembali Kedutaan Besar mereka di Havana, begitu juga Kuba
membuka kembali Kedutaan Besar mereka di Washington DC.
Puncak dari upaya perbaikan
hubungan itu adalah kunjungan Obama dan keluarga ke Kuba pada Maret 2016. Obama
menjadi Presiden AS pertama yang berkunjung ke Kuba dalam 88 tahun terakhir
sebelumnya.
Setahun setelah kunjungan
Obama ke Kuba itu, Presiden Donald Trump yang menggantikan Obama mengubah
kembali kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Kuba.
Teguh Santosa yang juga
dosen hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta, dikenal sebagai wartawan yang terlibat dalam berbagai
isu internasional dan kerap memberikan pandangan mengenai isu-isu tersebut.
Ia pernah meliput perang
yang berkecamuk di Afghanistan tahun 2001 dan perang di Irak tahun 2003.
Sebelum pandemi Covid-19, ia juga kerap mengunjungi Korea Utara dan Korea
Selatan untuk mengikuti dari dekat konflik di Semenanjung Korea. Di tahun 2019,
Teguh diundang berbicara dalam konferensi wartawan dunia di Seoul mengenai
prospek perdamaian Korea.
Teguh juga pernah diundang
Komisi IV PBB di New York untuk berbicara mengenai sengketa Sahara Barat pada
tahun 2011 dan 2012. Di tahun 2014, Teguh diundang berbicara di Marrakesh
mengenai isu HAM.
Di tahun 2017, alumni
University of Hawaii at Manoa (UHM) itu diundang menghadiri Kongres Partai
Komunis China di Beijing dan ikut membentuk Belt and Road Journalist Forums
(BRJF) bersama 30 perwakilan wartawan dari seluruh dunia.
Teguh juga telah terlibat
memantau pemilihan umum di tiga negara, yakni di Mikronesia (2009), Maroko
(2011), dan Venezuela (2018). [tim liputan].
Editor : Aan