Palestina Catatan Ringan Syafaruddin Daeng Usman

Editor: Redaksi author photo
Syafaruddin DaEng Usman peminat kajian sejarah kontemporer 

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Ada beberapa alasan mendasar mengapa mesti senantiasa peduli, mau menoleh, mau melakukan sesuatu untuk Palestina. Tentu, semua berhak punya pandangan tentang hal ini, tapi bagi saya pribadi, ada beberapa alasan utama kenapa ingin selalu terkoneksi pada Palestina.

Dan, apabila sudi merunut sejarah negeri tersebut, akan semakin kuatlah alasan untuk peduli.

Pertama, mari renungkan perjalanan sejarah dari masa ke masa.

Pada masa lalu, Palestina adalah sebuah wilayah, atau sekarang disebut negara, terdiri dari kota-kota yang dibebaskan dari penguasaan Romawi Timur—Byzantium, pada kepemimpinan Khalifah Umar bin Khaththab, dan menjadi wilayah kekuasaan Islam, sampai ribuan tahun. Pusatnya adalah Baitul Maqdis atau Kota Al Quds, atau disebut juga, Baitul Muqaddas atau Ur Salim atau Elia atau Yerusalem, terbiasa menyebutnya sebagai ibukota.

Di tengah kota tua Al Quds terdapat kompleks, dengan tanah berbentuk hampir segi empat, dikelilingi tembok besar peninggalan dari masa ke masa.

Kompleks ini disebut dalam Al Quran sebagai Masjidil Aqsa, atau Al Haram Al Syarif, yang di area itulah terdapat, di antaranya, dua masjid, Masjid Jami’ Al Aqsa atau Masjid Qibli dan Masjid Qubbatus Shakhrah (kubah batu) atau sekarang dikenal dengan Dome of the Rock, diyakini sebagai titik mikraj Nabi Muhammad SAW ke Sidhratul Muntaha. Letaknya di tempat yang menjulang tinggi, disebut Bukit Moria.

Palestina itu tanah wakaf dari Khalifah Umar bin Khaththab. Dibebaskan dari kekuasaan Byzantium pada masa kepemimpinannya.

Tanah Palestina menjadi wilayah kekuasaan Islam dari periode ke periode. Mereka senantiasa menjaga kesuciannya dan memperlakukan kaum Kristiani dengan penuh toleransi dan kasih sayang.

Situasi ini terus berlanjut hingga meletusnya Perang Salib dan masuknya pasukan Kristen Eropa ke Baitul Maqdis (439 H/1099 M). Mereka menghancurkan dan membunuh umat Islam dengan keji dalam sebuah serangan besar.

Darah umat Islam tertumpah di sana. Pendudukan Baitul Maqdis oleh Kristen Eropa baru berakhir setelah Perang Hiththin (583 H/1187 M), ketika Khalifah Shalahuddin Al Ayubi berhasil membebaskan.

Tanah Palestina, yang Allah takdirkan jadi pilihan Allah sebagai salah satu tanah suci-Nya, menjadi tanah wakaf bagi kaum Muslim. Tanah untuk seluruh umat Islam, dipelihara sebaik-baiknya oleh Khalifah Umar, dan kelhalifahan selanjutnya.

Bisa menjadi keutamaan kenapa harus peduli pada Palestina, adalah pesan Rasulullah SAW, beliau telah menyampaikan dalam haditsnya, “La tusyaddurrihalu illa ila tsalatsati masajid, Masjidil Haram, wa masjidirrasul shallallahu a’laihi wasallam, wa Masjidil Aqsa”, artinya “janganlah kamu memaksakan diri mengadakan perjalanan kecuali menuju tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidinnabiy, dan Masjidil Aqsa” (HR Bukhari).

Masjidil Aqsa akan selalu tercatat dalam sejarah sebagai kiblat pertama umat Islam. Setelah itu, barulah Rasulullah SAW mendapatkan perintah dari Allah untuk memindahkan kiblat ke Masjidil Haram. Karena itulah, apa pun kondisi tanah Palestina, yang kini dikuasai oleh zionis Israel, seharusnya tidak mengurangi semangat juang dan niat untuk memenuhi sunnah safar ke sana.

Kondisi tanah Palestina, yang sekarang dikuasai zionis pendiri negara Israel, itu sudah menjadi ketentuan Allah. Mesti senantiasa bertafakur apa maksud ketentuan Allah tentang kondisi tanah Palestina yang sekarang dikuasai zionis Israel?

Ini sesungguhnya ujian bagi kaum Muslim. Bila mengingat riwayat tempat tersebut, pedulikah kaum Muslim, terhadap kondisi tanah Palestina, di mana Allah jadikan sebagai tanah pilihan Nya? Punyakah semangat juang untuk tetap ke sana dan menjaganya? Itulah unian dari Allah SWT kepada hamba-hamba Nya yang beriman.

Terjadi kejahatan kemanusiaan kepada rakyat sipil Palestina, adalah kejahatan kemanusiaan.

Itu semua adalah gambaran temtang kemungkinan-kemungkinan keadaan manusia dunia di masa depan. Jika penindasan dan penjajahan terus dibiarkan

Sering terkejut mendapati peradaban dunia yang katanya sudah sangat maju seperti sekarang, namun masih ada kehidupan seperti di bumk Palestina. Dan dunia diam. Bagai membiarkan.

Apa sesungguhnya yang sedang terjadi pada dunia ini?

(Penulis : Syafaruddin DaEng Usman peminat kajian sejarah kontemporer dan pemerhati masalah Timur Tengah).

Editor : EJ

Share:
Komentar

Berita Terkini