![]() |
Freddy Fernandes Mahasiswa Magister Manajemen Untan Angkatan 44 |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Untuk mempersiapkan hidup masa depan para generasi millenial
tidak hanya mengandalkan gaji rutin ataupun hasil usaha yang dijalani, Setiap
tahun biaya hidup mengalami kenaikan, seperti biaya kesehatan, biaya pendidikan
anak ataupun biaya pernikahan.
Namun sebagian gaji atau hasil usaha tersebut kembali di investasikan kedalam instrumen investasi seperti
emas, deposito, reksa dana pasar uang,
properti, saham atau bahkan mata uang digital (crypto curency).
“Sebelum memilih jenis investasi yang cocok bagi kriteria kamu,
sebaiknya perlu dipahami terlebih dahulu untung dan ruginya secara
komprehensif. Eits
tunggu dulu,
sebelum melakukan investasi, persiapkan dulu dana yang likuid
ditabunganmu,”.
Menurut para ahli, dana likuid tersebut minimal sebanyak 6
(enam) kali pengeluaran rutin kamu per bulan. Kenapa kita membutuhkan dana yang
likuid tersebut?
Iya tentu saja kita butuh dana tersebut, karena yang namanya
investasi itu sifatnya jangka panjang. Sangat tidak dianjurkan menggunakan dana
rutin seperti uang belanja bulanan, uang pendidikan, ataupun uang kesehatan.
Kebayangkan jika kita menggunakan dana tadi untuk
berinvestasi dan tiba-tiba kita membutuhkan dana tunai, maka kita perlu waktu
untuk melikuidasi dana yang telah kita investasikan. Belum lagi jika pas mau
dijual nilainya turun. Untung tak dapat raih, malang tak dapat di tolak.
Sebelum kita membahas jenis-jenis investasi yang populer,
ada baiknya kita mengingat kembali prinsip high
risk high return, low risk low return. Investasi yang resikonya tinggi
memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.
Begitu juga sebaliknya, Investasi yang risikonya rendah
memiliki tingkat pengembalian yang rendah. Berikut ini adalah jenis-jenis
investasi yang dapat kamu pilih sesuai profil risiko yang dapat kamu terima:
Emas
Emas merupakan instrumen investasi teraman, dimana harga
emas tidak ikut berpengaruh turun oleh Perang Dunia dan Covid 19. Sebaliknya,
pada saat pandemi Covid 19 harga emas menembur Rp. 1 juta per gram.
Sejak pemerintah mengumumkan temuan kasus Covid-19 pertama
di Indonesia pada maret 2020, kenaikan harga emas fisik mencapai lebih dari 39 %. Pada
saat itu harga saham dibanting, namun harga emas malah mengalami kenaikan.
Harga emas baru akan berangsur turun ketika ekonomi sudah
mulai normal dan orang mengalihkan invenstasinya ke investasi yang lebih
berisiko, namun dalam jangka panjang harga emas tentunya bakal naik.
Untuk memulai investasi emas fisik dapat dimulai dengan
minimal dengan berat 0,1 gr, dengan ukuran berat seperti itu tentunya para
milenial dapat memulai investasi kapanpun, dan terus dapat ditambah sesuai
kondisi keuangan masing-masing.
Setelah melakukan investasi pada emas fisik, tentunya para
millenial juga tetap harus memperhatikan tempat penyimpanan emas
fisik tersebut.
Pastikan disimpan pada ditempat yang aman, atau dapat pula
disimpan di Bank dengan menggunakan Safe
Deposit Box (SDB). Sebagai alternatif lain, dapat pula menabung emas yang
dibeli melalui aplikasi mobile banking
pada salah satu Bank Syariah, dengan minimum pembelian emas mulai dari Rp. 50
ribu.
Emas tersebut dapat pula ditukarkan menjadi emas fisik
dikemudian hari.
Deposito
Deposito merupakan salah satu produk perbankan yang memberikan suku bunga tetap selama jangka waktu tertentu (sesuai kontrak), biasanya jangka waktu yang ditawarkan mulai dari 1 bulan hingga 24 bulan.
Berbeda dengan tabungan reguler, pada deposito suku bunga hanya dibayarkan pada akhir periode investasi. Setiap bank masing–masing memiliki suku bunga yang berbeda, namun tentunya return tersebut diatas tabungan regular. Saat ini rata-rata bunga deposito perbankan di Indonesia 4,04% - 4,21%.
Reksadana
Reksadana merupakan sarana untuk menghimpun
dana dari masyarakat (investor), khususnya investor ritel untuk kemudian
di diinvestasikan kembali dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksadana dapat dipilih oleh investor yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas
investasinya. Secara umum reksadana terbagi menjadi empat jenis, yaitu reksadana
pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Produk reksadana bisa dibeli
dengan modal hanya Rp50.000.
Jenis reksadana yang kita pilih menentukan return
yang akan kita peroleh. Beberapa aplikasi reksadana bahkan bisa memberikan
simulasi return dari rencana investasi yang akan kita ambil. Dalam
reksadana, investor pun tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja
investasinya.
Sebab, hal tersebut telah ditangani oleh
manajer investasi profesional yang sudah berpengalaman dalam hal pengelolaan dana.
Namun tentunya masih terdapat peluang risiko seperti berkurangnya nilai unit
penyertaan serta risiko likuiditas bagi manajer investasi (perusahaan) jika
terjadi redemption (penjualan kembali) yang dilakukan secara massal oleh
para investor reksadana.
Properti
Investasi properti merupakan investasi jangka panjang dan termasuk
salah satu instrument investasi yang paling menguntungkan.
Pada investasi properti terdapat kelebihan, yaitu harga properti yang
cenderung naik setiap tahunnya, properti tidak begitu berpengarung terhadap
inflasi, bisa dijadikan sumber pendapatan pasif dan dapat dijadikan agunan.
Namun untuk melakukan investasi properti dibutuhkan modal pertama yang
cukup besar, sehingga tidak semua orang dapat memulai investasi ini dengan
segera. Selain itu perlu disiapkan juga biaya perawatan properti secara berkala
agar tetap terlihat lebih menarik.
Properti juga tidak likuid, sehingga jika dibutuhkan dana segera
diperlukan waktu bermingu-minggu hinga berbulan-bulan untuk melakukan transaksi
jual beli, bahkan ada yang perlu waktu bertahun-tahun.
Selain itu masih terdapat risiko bencana seperti kebakaran dan bencana
alam lainnya seperti banjir, longsong, atau gempa bumi yang bisa terjadi kapan
saja dan merusak properti. Jadi, itulah kelebihan dan kekurnagan investasi
properti yang perlu kita pertimbangkan sebelum berinvestasi.
Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan. Saat ini, tren para milenial dalam berinvestasi mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari data yang disampaikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menunjukkan bahwa investor baru pada 2020 secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70% dari total investor baru tahun 2020.
Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di Pasar Modal Indonesia. Ada 2 (dua) keuntungan berinvestasi di saham, yaitu investor akan mendapat capital gain atau keuntungan yang diperoleh ketika penjualan aset modal mempunyai harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli dan keuntungan yang kedua adalah investor akan mendapat dividen atau bagian dari laba bersih perusahaan dan dibagikan kepada para pemegang saham dalam periode waktu tertentu.
Mengutip dari CNBC Indonesia, berikut ini 5 (lima) Emiten dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2020, yaitu saham dengan Kode Emiten AGRO (613,79%), BRIS (607,55%), BBKP (173,81%), ANTM (144,94%), dan KAEF (112,51%). Selain berpotenti mendapatkan capital gain, investor juga berpotensi mendapatkan dividen apabila pada saat kepemilikannya ikut tercatat pada cum date.
Sebagai referensi berikut ini Emiten Saham dengan dividen tertinggi pada tahun 2020, yaitu ITMG (16,24%), PTBA (15,90%), BJBR (10,33%), ADRO (9,95), dan BJTM (8,73%). Menarik bukan potensi imbal hasil yang didapat dari Investasi di Saham? Eits, tapi tetap ingat potensi resiko yang akan terjadi ya?
Di pasar modal, investor tetap dihadapkan kepada risiko capital loss, risiko suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh bursa efek, serta risiko Likuidasi yaitu ketika perusahaan tempat menginvestasikan modal dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau dibubarkan.
Sebagai mitigasi risiko-risiko tersebut diharapkan investor melakukan diversivikasi kepemilikan saham serta melakukan investasi kepada perusahaan yang memiliki fundamental baik.
Cryto Currency
Crypto currency merupakan sebuah aset digital yang dipahami sebagai mata uang digital dan dapat digunakan untuk kebutuhan transaksi secara virtual melalui jaringan internet.
Selain digunakan untuk membeli barang atau jasa, crypto currency juga dapat digunakan sebagai alat investasi. Prinsip dari crypto currency ini sama dengan prinsip ekonomi, dimana harga akan naik ketika terdapat banyak sekali permintaan. Semakin banyak orang yang berinvestasi, maka harga juga akan melambung naik.
Namun, investasi ini termasuk ke dalam kategori high risk (resiko tinggi). Banyak sekali jenis crypto currency yang diperdagangkan saat ini, namun berikut ini yang terpopuler, yaitu Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Litecoin (LTC), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), Doge Coin (DOGE), dan lain-lain.
Karena investasi pada crypto currency berisiko tinggi, maka potensi return yang bisa didapat juga sangat tinggi. Misalnya Doge coin, koin yang muncul sejak 2013 secara year to date hingga Kamis (8/4) memberikan tumbuh sebesar 1,185.35%.
Namun, tetap harus diperhatikan bahwa investasi aset kripto membutuhkan analisa karena pergerakan harga fluktuatif. Dan perlu dicermati apakah koin tersebut memiliki fungsi dan keberlanjutan harga yang baik di pasar.
Setelah mengetahui beberapa instrumen investasi tersebut diatas, instrument investasi apa yang kira-kira cocok untuk kamu para millennial? Jangan terburu-buru melakukan investasi dan terbuai dengan return yang dijanjikan.
Jadi, pelajari betul
risikonya dan bila perlu lakukan diversifikasi, agar risiko yang akan dihadapi
juga tersebar. Seperti kata pepatah, jangan pernah menyimpan telur pada satu
keranjang yang sama. Selamat berinvestasi dan salam cuan! (Fernandez)