Herwan Antoni: Bengkulu Berzona Risiko Rendah Covid-19

Editor: Redaksi author photo

KALBARNEWS.CO.ID (BENGKULU) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengatakan kasus COVID-19 di wilayahnya terjadi secara dinamis. Namun saat ini sebagian besar kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu berada pada zona risiko penularan COVID-19 yang rendah, Kamis (11/03/2021).

“Kejadian kasus kita terjadi secara dinamis bahkan sampai tahun 2020 kejadian kasus trendnya selalu meningkat bahkan puncaknya terjadi pada bulan Desember tahun 2020,” jelas Herwan Antoni.

Namun, Herwan mengaku, berkat petunjuk dari Satgas COVID-19 pusat dan arahan yang disampaikan pak menteri kesehatan pandemi COVID-19 di Bengkulu bisa diatasi bertahap," katanya.

"Ada 9 kabupaten dan 1 kota di Bengkulu. 70% kabupaten/kota kita berada pada zona risiko rendah atau warna hijau, 30% nya berada pada resiko sedang atau warna kuning," katanya.

Jumlah kasus yang ada di provinsi Bengkulu pada Januari hingga tanggal 10 Maret 2021 sebanyak 5.081 kasus dengan tingkat kesembuhan di atas angka nasional. Selain itu tingkat kematian cenderung menurun kemudian kasus aktif berada di bawah angka nasional dan kasus harian saat ini cukup landai.

Gubernur Provinsi Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan dari sisi evaluasi pemetaan zona dengan pemberian warna, sangat jelas bahwa wilayah Bengkulu sekarang sudah masuk pada posisi zona kuning mendekati hijau. 5 kabupaten dari 9 Kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bengkulu sudah berada pada zona hijau.

"Temuan kasus positif hari itu sudah di bawah angka 20 kasus, bahkan kadang-kadang pada hari-hari tertentu di bawah 10 kasus," ucap Rohidin.

Ia juga mengungkapkan angka kesembuhan di wilayahnya di atas rata-rata nasional.

Menurunnya kasus COVID-19 di suatu wilayah tidak lepas dari strategi penanganan pandemi melalui tracing, testing, treatment. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan agar pandemi ini tidak menular maka orang yang terkonfirmasi positif harus cepat teridentifikasi, kemudian dicek siapa yang kontak.

"Kalau sudah ketemu langsung diisolasi. Jika tanpa gejala bisa isolasi di rumah. Hanya 20% pasien yang diisolasi di rumah sakit. Dan untuk mengatasi membludaknya pasien COVID-19 di rumah sakit maka sisanya 80% orang tanpa gejala bisa diisolasi mandiri di rumah," tutur Menkes Budi.

"Jadi kalau kita mau mengurangi pandemi COVID-19 adalah dengan tracing, testing, dan treatment. Selain itu juga perlu mengubah perilaku kebiasaan sehari-hari dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat," tambah Budi. (tim liputan). 

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini