KALBARNEWS.CO.ID (MEMPAWAH) – Kalimantan Barat merupakan wilayah yang kaya akan sejarah, dan berkembang berdasarkan hasil kerjasama antara penduduk asli maupun pendatang, misalnya saja di Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah. Jika diperhatikan seksama, ketika menyusuri kawasan ini, maka akan mudah menemukan perkampungan dengan ukuran parit yang lebar, ditambah jembatan penghubung antar jalan dan rumah warga.
Diantara kampung paling terkenal di Jungkat setidaknya ada empat, yakni Parit H. Husin, Parit H. Hasan Parit H. Usman, dan Parit Bilal. Seluruh permukiman relatif memiliki penduduk yang padat meski belum ditemukan data pasti berapa jumlahnya.
“Parit disini sengaja dibuat demikian besar pada zaman dahulu untuk memudahkan akses transportasi, terutama saat hendak bepergian ke Pontianak”, cerita Wak Mamak (70) kepada Kalbarnews.
Kalbarnews mencoba mengonfirmasi siapa saja pendiri keempat Parit tersebut belum lama ini, dengan lancar Wak Mamak menyebutkan bahwa Pak Hasan, Pak Husen, dan Pak Usman berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kemudian membangun rumah disini. Namun tokoh sepuh itu mulai tersendat tatkala mengisahkan Pak Bilal lantaran terputusnya informasi yang sampai ke dirinya puluhan tahun lalu.
“Saya sendiri berada di Parit Bilal tahun 1963, saat itu saya pernah berusaha bertanya dimana keberadaan Bilal Saad dan darimana asalnya ke penduduk yang tinggal lebih dulu dari saya dan tidak satupun dari mereka yang tahu”, ungkap mantan Kepala Dusun Parit Bilal.
Tokoh keturunan Bugis Wajok ini pun akhirnya berkesimpulan kemungkinan Bilal Saad segera meninggalkan kampung setelah mendirikannya, tanpa menyisakan seorang keturunan pun yang menetap disana. Akhirnya, kepergian Tokoh masa lampau itu masih menjadi misteri hingga saat ini.
“Sekitar dua tahun lalu ada pihak yang mengaku keluarga almarhum Bilal Saad datang kesini untuk mencari makam beliau, bukan dengan tujuan mencari tanah warisan. Namun kami bisa apa, kami benar-benar tidak mengetahuinya”, lirih Ayah lima anak tersebut. (dyp).
Editor : Aan