KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) – Di Peringatan Hari Antikoupsi Sedunia 2020, Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut serta secara aktif mengawal pembangunan budaya antikorupsi. Caranya adalah dengan memulai langkah pertama yaitu membangun kesadaran diri sendiri untuk berperilaku antikorupsi.
Hal tersebut disampaikan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri pada peringatan Hari Anti
Korupsi Sedunia (HAKORDIA) tahun 2020, yang dilaksanakan secara virtual
Komisi Pemberantasan
Korupsi selalu menyadari bahwa membangun kesadaran budaya antikorupsi adalah
suatu proses perjuangan panjang. Pemerintah harus melakukannya secara
berkelanjutan dengan komitmen yang kuat.
Tugas pemberantasan
korupsi bukanlah tugas KPK semata, namun juga seluruh elemen bangsa. Elemen
bangsa berarti semua pihak harus terlibat, tanpa kecuali. Mulai dari aktivis
antikorupsi, akademisi, budayawan, pemuka agama, mahasiswa, pengusaha, penentu
kebijakan, ibu rumah tangga, guru, remaja karang taruna, dan seluruh rakyat
Indonesia.
Dalam sambutanya Presiden
Joko Widodo mengatakan upaya pemberantasan korupsi membutuhkan kegigihan dan
konsistensi yang luar biasa. Tak hanya itu, ia mengatakan pemberantasan korupsi
juga membutuhkan orkestrasi dan kerja sistematis untuk menutup ruang terjadinya
korupsi.
Pemerintah, kata dia,
tengah melakukan pembenahan reformasi struktural, regulasi yang tumpang tindih,
dan pemangkasan prosedur yang tumpang tindih. Pembenahan ini, lanjut Jokowi,
membutuhkan dukungan pengawasan yang efektif.
“Selain pengawasan yang
melibatkan lembaga negara, partisipasi publik juga sangat penting untuk
mengawasi kerja pemerintah,” ujar Jokowi dalam sambutannya di Peringatan
Hakordia 2020, yang disampaikan secara virtual.
Pernyataan Jokowi senada
dengan tema yang diusung KPK dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2020 ini
“Membangun Kesadaran Seluruh Elemen Bangsa dalam Budaya Antikorupsi”. Membangun
budaya antikorupsi sangatlah penting guna mendorong terbangunnya kesadaran
berintegritas setiap individu seluruh warga negara Indonesia.
Pasalnya, pemberantasan
korupsi tidak cukup dilakukan melalui upaya represif, tetapi juga harus
berhasil meniadakan sumber-sumber dan peluang-peluang terjadinya korupsi.
Penghapusan sumber dan peluang ini juga harus disertai dari keinginan dari diri
untuk tidak melakukan korupsi.
Membangun budaya bukanlah
hal yang bisa di capai dalam waktu singkat, karenanya hal ini harus menjadi
agenda berkelanjutan. Bukan hanya tugas KPK untuk membangun budaya antikorupsi,
tetapi tugas seluruh elemen masyarakat mulai dari Pemerintah, swasta,
masyarakat sipil dan tentunya seluruh Warga Negara Indonesia.
Ketua KPK Firli Bahuri
mengatakan KPK akan terus memperkuat komitmen dan kerja sama antara pemangku
kepentingan dalam pemberantasan korupsi. Salah satunya adalah dengan
meningkatkan pemahaman akan bahaya laten korupsi. Sehingga budaya antikorupsi
bisa tumbuh dan berkembang di masyarakat.
“Karena bahaya laten
korupsi bisa menghambat terwujudnya Indonesia yang sejahtera,” ujar Firli
Perjuangan bersama
melawan korupsi harus dilakukan oleh seluruh elemen bangsa secara konsisten dan
berkelanjutan. Upaya kerja keras yang telah terjadi selama ini harus terus
ditingkatkan dan dijaga keberlanjutannya.
Meskipun penuh tantangan,
kita semua harus yakin bahwa pemberantasan tindak pidana korupsi akan berujung
pada kemenangan. Kita tak boleh berhenti karena korupsi bukanlah budaya di
negeri ini. Mari bersinergi dalam pemberantasan korupsi untuk mewujudkan
Indonesia maju dan bebas korupsi. (Sumber : Biro Humas KPK-RI/tim
liputan).
Editor : Rul