KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Media massa khususnya media siber yang
berbasis internet memainkan peranan sangat penting di era pandemik Covid-19.
Reportase berkualitas atau good quality journalism yang dihasilkan media siber
sangat dibutuhkan pemerintah dan masyarakat luas agar peta penyebaran dan
penanggulangan dampak Covid-19 bisa tepat sasaran.
Demikian
disampaikan ekonom Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Ketua Umum Terpilih
Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa di kantor Gita di kawasan
Setia Budi, Jakarta Pusat, Rabu sore (08/07/2020).
Mantan
Menteri Perdagangan (2011-2014) itu mengapresiasi pembentukan JMSI dan Munas I
JMSI yang berlangsung pekan lalu (Senin, 29/6). Menurut Gita Wirjawan,
pembentukan organisasi perusahaan media siber ini memperlihatkan itikad dan
tekad pemilik dan pengelola media siber di seluruh Indonesia untuk tumbuh
menjadi institusi yang profesional.
"Good
quality journalism inilah yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pembaca
dan mitra media siber. Ini juga yang dapat membedakan media siber dengan sosial
media yang sering kali memproduksi hoax dan ujaran kebencian,” ujar Gita Wirjawan lagi.
Pria
kelahiran Jakarta, 21 September 1965 yang juga pernah menjadi Kepala Badan
Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) priode 2009-2012 ini menekankan arti penting
kualitas yang merupakan prasyarat tumbuhnya kepercayaan pembaca dan mitra media
siber di tengah lanskap komunikasi yang sangat bebas saat ini.
“Cara
terbaik menghadapi persaingan yang semakin terbuka adalah dengan terus
meningkatkan kualitas,” masih katanya lagi.
Dalam
pertemuan itu, Gita Wirjawan juga menyatakan bersedia membantu dan duduk di
jajaran Pengurus Pusat JMSI sebagai Ketua Dewan Pembina.
Gita
Wirjawan menyelesaikan pendidikan sarjana bidang Administrasi Negara pada tahun
1988 dari University of Texas, Austin. Gelar Magister di bidang
Administrasi Niaga diperolehnya dari Baylor University pada tahun
1989, sementara gelar Magister di bidang Administrasi Publik diraihnya
dari John F. Kennedy School of Government, Harvard University, pada
tahun 2000.
Selain
sebagai pengusaha dan filantropi, pendiri Ancora Group ini juga dikenal sebagai
musisi jazz yang handal.
Gita
Wirjawan juga terlibat dalam produksi film melalui Visinema Pictures. Sejumlah
film yang ikut dikerjakannya antara lain adalah Cahaya dari Timur: Beta Maluku
(2014), Filosofi Kopi (2015), dan Keluarga Cemara (2020). Kini Gita Wirjawan
juga mulai menggeluti podcast. Ia mengundang berbagai tokoh sebagai narasumber.
Covid-19
Anti Diskriminasi
Dalam
pertemuan yang juga dihadiri wartawan senior Syahrial Nasution, Gita Wirjawan
sempat menyampaikan pandangannya terkait situasi pandemik Covid-19 dan dampaknya
pada berbagai sektor, terutama ekonomi.
"Covid-19
ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan
strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka
semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh
diskriminasi," ujarnya.
Gita
menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan
dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima.
Dia berharap
pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik,
sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua
elemen masyarakat yang terdampak. [tim liputan]
Editor : Aan