Gubernur Kalbar Tatap Muka Dengan Presiden Terkait Percepatan Penanganan Covid-19

Editor: Redaksi author photo


KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) H. Sutarmidji, Wakil Gubernur Kalbar H. Ria Norsan dan Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar A.L. Leysandri menghadiri Rapat Kordinasi melalui Video Coference dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Data Analytics Room Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (10/06/2020).

Rapat Kordinasi dengan Presiden ini terkait penanganan penanggulangan Covid-19 di Indonesia. Gubernur Kalbar H. Sutarmidji mengungkapkan, adanya 11 kasus penambahan terkonfirmasi dimana kasus tersebut semuanya dari luar Kota Pontianak.

"Ada 11 hari ini (10/06/2020), sebanyak lima kasus dari Kabupaten Ketapang, tiga kasus dari Kabupaten Sambas, dua kasus Kabupaten Kubu Raya dan satu kasus Kabupaten Sekadau," paparannya usai Rapat Kordinasi.

Selain penambahan yang terkonfirmasi Covid-19, lanjutnya, orang nomor satu di Kalbar ini juga mengumumkan angka kesembuhan sebanyak 21 kasus. "Pasien sembuh semakin banyak total keseluruhan 138 kasus untuk hari ini ada 21 kasus," ujarnya.

Meskipun demikian, Provinsi Kalimantan Barat daerahnya terbilang rendah penularannya di kawasan Pulau Kalimantan di bandingkan dengan provinsi lainnya yang ada.

"Kita terbilang rendah di Kalimantan, memang Kalbar lebih tinggi dari Kaltara. Tapi di sana (Kaltara) jumlah penduduknya baru satu juta lebih di bandingkan Kalbar yang berjumlah lima juta lebih penduduk," paparannya.


Ia pun, berharap dengan perencanan 'New Normal' yang akan segera diterapkan di Kalbar, Gubernur Kalbar H. Sutarmidji meminta seluruh kepala daerah tingkat kabupaten dan kota untuk berhati-hati.

"Kalau daerah yang masih tinggi angka penularannya, harus benar-benar pertimbangkan 'New Normal'. Saya hanya menyarankan tempat ibadah dahulu di buka atau diterapkan 'New Normal' yang lainnya harud dipertimbangkan benar-benar," tegasnya.

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan lima arahan terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan Covid-19.

Pertama Presiden mengingatkan pentingnya prakondisi yang ketat. Sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara masif terutama mengenai sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan atau keramaian, hingga menjaga imunitas tubuh.

"Saya kira ini terus disampaikan kepada masyarakat, diikuti dengan simulasi-simulasi yang baik, sehingga saat kita masuk kedalam tatanan normal baru, kedisiplinan warga itu sudah betul-betul siap dan ada Inilah prakondisi yang kita siapkan sehingga disiplin memakai masker, jaga jarak aman, sering cuci tangan, hindari kerumunan, tingkatkan imunitas saya kira perlu terus disampaikan kepada masyarakat," paparnya.

"Saya juga sudah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menghadirkan aparat di titik-titik keramaian di daerah untuk mengingatkan warga agar disiplin dan mematuhi protokol kesehatan," imbuhnya.

Kedua, Presiden mengingatkan pentingnya perhitungan yang cermat dalam mengambil kebijakan yang harus didasarkan data dan fakta di lapangan. Terkait hal ini, Presiden meminta tiap kepala daerah yang ingin memutuskan daerahnya masuk ke fase adaptasi kebiasaan baru agar berkoordinasi dengan Gugus Tugas.

"Datanya seperti apa, pergerakannya seperti apa, faktanya seperti apa, karena saya lihat di sini datanya ada semua. Jadi lihat perkembangan data epidemiologi terutama angka Ro dan Rt. Perhatikan juga tingkat kepatuhan dan masyarakat. Pastikan manajemen di daerah siap atau tidak melaksanakan," jelasnya.

"Kemudian hitung kesiapan setiap daerah untuk pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada. Ini benar-benar semuanya harus kita hitung dan pastikan,"tambahnya.

Ketiga, Presiden juga mengingatkan soal penentuan prioritas yang harus disiapkan
secara matang mengenai sektor dan aktivitas mana saja yang bisa dimulai dan dibuka secara bertahap. Sebagai contoh, pembukaan tempat ibadah secara bertahap dengan terlebih dahulu menyiapkan dan menerapkan protokol kesehatan di tempat ibadah dinilai Presiden sudah sangat baik.

"Sektor ekonomi, sektor dengan penularan Covid yang rendah tapi memiliki dampak ekonomi yang tinggi itu didahulukan dan terutama ini sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, industry manufaktur, sector konstruksi, logistik, transportasi barang, sector pertambangan, perminyakan, saya kira ini sudah disampaikan oleh Ketua
Gugus Tugas agar hal ini menjadi catatan kita semua," ujarnya.

Keempat, Kepala Negara ingin agar konsolidasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah, mulai dari provinsi hingga tingkat RT, terus diperkuat.
Ia juga meminta agar koordinasi di internal Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) diperkuat. "Lebih penting lagi libatkan semua elemen masyarakat
sehingga kita semuanya bergotong royong, bersinergi, bekerja menyelesaikan persoalan besar ini," imbuhnya.


Kelima, Presiden meminta agar dilakukan evaluasi secara rutin. Meskipun sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, Presiden mengingatkan agar jajarannya tidak lengah terutama karena kondisi dilapangan masih sangat dinamis. Menurutnya, keberhasilan pengendalian Covid ini sangat ditentukan oleh kedisiplinan dan protokol kesehatan,

"Perlu saya ingatkan jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru, maka langsung akan kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali," tegasnya.

"Saya kira kita harus optimistis bahwa tantangan yang kita hadapi ini bisa kita kendalikan dengan baik, dengan harapan kita bisa menyelesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sehingga kita bisa beraktivitas kembali," tandasnya. (tim liputan).

Editor : Aan


Share:
Komentar

Berita Terkini