KALBARNEWS.CO.ID
(PONTIANAK) - Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalbar kembali mengadakan webinar seri ke 2. Kegiatan ini dirangkai dengan Silaturahmi Nasional dengan tema Ideologi Pancasila dan Kerukunan Umat Beragama.
Kegiatan ini mengundang forkopimda,
tokoh agama, dan tokoh masyarakat, dilakukan secara
virtual.
Kegiatan FKUB
Kalbar dimasa Pandemi Virus 19 ini terasa istimewa dengan menghadirkan tokoh nasional,
Dr. KH. As’ad Said Ali Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) Periode 2010-2015 dan mantan Wakil Badan Intelegen Negera
(BIN) sebagai keynote speaker, dan akan dibuka oleh Gubernur
Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M. Hum.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Pangdam
XII Tanjung Pura, Mayor Jenderal
TNI Muhammad Nur Rahmad, Kapolda Kalbar, Irjen.
Pol. Dr. R. Sigid Tri Hardjanto, SH., M. Si, serta Kakanwil Kalbar
Drs. Ridwansyah, M.Si, serta narasumber dari
PWNU, PW Muhammadiyah, MUI, Keuskupan Agung Pontianak,
PGIW, Walubi, PHDI, dan Matakin.
Menurut Ketua
FKUB Kalbar, Dr. Ismail Ruslan, M. Si, Webinar dan Silaturahmi kebangsaan ini bertujuan untuk mengajak tokoh
agama dan masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya
di Kalbar untuk duduk bersama,
berdialog, dan berdiskusi serta serta memberikan solusi terhadap persoalan bangsa
Indonesia, terutama terkait persoalan Ideologi Pancasila.
“apalagi pada saat ini masyarakat
Indonesia terjadi silang pendapat soal
RUU Haluan Ideologi Pancasila yang
sedang dibahas DPR RI. Peristiwa ini harus disikapi secara bijak,
jernih dan mengedepankan prinsip musyawarah,
dan mufakat. Sebagaimana pernah dicontohkan pendiri
Negara Republik Indonesia saat merumuskan ideology Pancasila pada tahun
1945,”
tuturnya.
Ismail Ruslan juga Dekan Fakultas Ushuludin,
Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak
mengajak semua lapisan masyarakat
di Kalimantan Barat untuk berkomitmen menjaga ukhuwah Basyhariyah dan ukhuwah wathaniyah,
tetap mencintaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai Ideologi
Negara.
Semua bangsa dan Negara dimana pun pasti merasakan fase sulit,
terjadi dinamika politik dan sebagainya. Bangsa yang besar adalah bangsa
yang mampu keluar dari fase sulit dengan cara mengedapankan prinsip musyawarah dan mufakat.
(siti)
Editor :
Aan