KALBARNEWS.CO.ID
(KUBU RAYA) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
PDI Perjuangan Kalimantan Barat resmi menutup peringatan Bulan Bung Karno tahun
2020. Serangkaian kegiatan yang mengisi perayaan yang diperingati setiap bulan
Juni di setiap tahunnya itu ditutup dengan doa bersama guna mengenang 50 tahun
wafatnya Bung Karno.
Agenda doa
bersama dilakukan seusai jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Kalbar bersama
dengan ratusan kader dan simpatisan partai menggelar apel siaga di halaman
Kantor DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat. Apel siaga tersebut sebagai bentuk
respons atas aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan pada saat aksi unjuk rasa
penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan gedung DPR-RI, beberapa
waktu lalu.
"Sebenarnya
agenda ini (doa bersama) merupakan puncak Bulan Bung Karno yang setiap tahun
diperingati PDI Perjuangan. Tetapi, hari ini ada situasi yang sedikit berbeda
dikarenakan kejadian dua hari lalu (pembakaran bendera PDI Perjuangan) sehingga
ada instruksi dari Ketua Umum. Untuk menindaklanjuti instruksi itu, kami
melakukan apel siaga guna mengumpulkan kader dan simpatisan guna menyampaikan
bahwa kita akan menempuh jalur hukum," kata Ketua Panitia Bulan Bung Karno
PDI Perjuangan Kalbar Angeline Fremalco kepada awak media, Jumat (26/6/2020).
Sebelum
ditutup dengan pembacaan doa, lanjut perempuan yang disapa Angel tersebut,
peringatan Bulan Bung Karno didahului dengan berbagai perlombaan yang diadakan
secara virtual. Beberapa perlombaan tersebut antara lain baca puisi Bung Karno,
foto ala Bung Karno dan cover lagu berjudul Bung Karno Bapak Bangsa. Selain
mengadakan perlombaan, sebagai bentuk komitmennya terhadap kelestarian
lingkungan, DPD PDI Perjuangan Kalbar juga melakukan penanaman pohon dan
membagikan ribuan bibit pohon pada peringatan Bulan Bung Karno 2020.
"Karena
dilangsungkan di tengah pandemi korona, serangkaian perlombaan tersebut kami
adakan secara online. Lomba-lomba yang diadakan sengaja lebih banyak menyasar
kaum milenial supaya mereka lebih mengenal sosok Bung Karno," tutupnya.
(tim liputan).
Editor : Aan