PGIW Kalimantan Barat lakukan Dialog Kebangsaan Jaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Editor: Redaksi author photo
Ketua PGIW Kalimantan Barat, Pendeta Paulus Ajong, MTh saat Dialog Kebangsaan di Hotel Kapuas Palace Pontianak

Pontianak (Kalbar News) - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Kalimantan Barat lakukan Dialog Kebangsaan sebagai bagian dari tanggung jawab gereja untuk ikut membuka kesadaran dan komitmen kebangsaan demi memperkuat pondasi dan pilar-pilar kebangsaan.

Hal itu disampaikan  Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Kalbar, Pendeta Paulus Ajong MTh, di Hotel Kapuas Palace Jalan Budi Karya, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Senin (18/03/2019).

“Kita mesti bersyukur, bahwa Tuhan bukan hanya mengkaruniakan kemajemukan bagi Indonesia, tapi, mencurahkan hikmahnya kepada para pendiri bangsa. Sehingga, sangat bijaksana meletakan pondasi dan pilar-pilar tokoh sebagai titik temu dan perrekat berdirinya negeri ini (Pancasila: ideologi negara, Bhineka Tunggal Ika semboyan hidup bersama, UUD 1945: Konstitusinya dan NKRI bentuk negaranya),” ujar Pendeta Paulus Ajong MTh.

Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Kalbar, Pendeta Paulus Ajong MTh  menjelaskan, konsekuensi demokorasi adalah adanya Pemilu. Termasuk Pilres dan Pileg 2019 ini.

“Melalui Pemilu rakyat inilah berdaulat bebas menentukan wakil dan pemimpin untuk memperjuangkan kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh  masyarakat,” kata Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Kalbar, Pendeta Paulus Ajong MTh. 
 
Komitmen bersama memperkuat Pondasi dan Pilar-pilar Kebangsaan
Sementara itu Asisten I Setda Kalbar, Drs Alexander Rombonang MMA, menilai dialog kebangsaan  ini sangat penting untuk membentuk kesepahaman Karenanya, Dialog kebanggsaan yang diselenggarakan oleh PGIW-Keuskupan Agung Pontianak ini adalah bagian dari tanggung jawab bersama untuk ikut membuka kesadaran dan komitmen kebangsaan demi memperkuat pondasi dan pilar-pilar kebangsaan.
.

“Untuk menjaga NKRI perlu adanya dialog kebangsaan, ini sangat penting untuk membentuk kesepahaman sebagai bagian dari tanggung jawab bersama untuk ikut membuka kesadaran dan komitmen kebangsaan,” Ujar Alexander Rombonang.

Drs Alexander Rombonang MMA, juga mengingatkan untuk tidak mudah percaya Hoaks dan ujaran kebencian, sangat berbahaya. Maka perlu bersosial media yang santun. 

“Intinya kita tetap memelihara keberagaman. Caranya adalah saling menghargai satu sama lainya. Itu tentunya mendukung tatakelola pembangunan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (tim liputan/cc)

Editor : Heri K
Share:
Komentar

Berita Terkini