Pasukan TNI-Polri akan kejar Kelompok Kriminal bersenjata di Papua yang tewaskan puluhan Pekerja di Papua |
Jakarta (Kalbar News) – Insiden penembakan
terhadap Pekerja Konstruksi di Kabupaten Nduga Papua beberapa waktu yang lalu
membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla berang dan meminta jajaran TNI dan Polri harus melakukan tindakan
tegas menyusul insiden itu.
JK mengatakan aksi brutal dengan menembaki
pekerja yang sedang membangun infrastruktur di Papua tersebut merupakan
tindakan pelanggaran HAM.
"Karena ini jelas masalahnya mereka yang
menembak, mereka yang melanggar HAM tentunya. Selama ini kan tentara dan polisi
dianggap melanggar HAM (di sana)," ungkap JK.
Sementara itu Presiden Joko Widodo sebelumnya telah memerintahkan jajaran TNI
dan Polri untuk menangkap para pelaku penembakan dan pembunuhan terhadap para
pekerja tersebut.
Presiden meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
bersama Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Ari Dono yang telah berada di
Papua untuk menangani kejahatan yang menewaskan belasan pekerja tersebut.
"Saya tegaskan bahwa tidak ada tempat untuk
kelompok-kelompok kriminal bersenjata seperti ini di tanah Papua, maupun di
seluruh pelosok Tanah Air," kata Jokowi.
Insiden penembakan pekerja oleh kelompok
bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, terjadi
pada Senin, 3 Desember 2018.
Kelompok yang bertanggung jawab atas insiden ini
adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat pimpinan Egianus Kogoya, sayap
militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
TNI telah menemukan setidaknya 16 jenazah korban
penembakan. Jenazah akan dievakuasi dari titik-titik temuan ke wilayah Mbua.
Selain itu, TNI juga menemukan tiga orang personel pekerja PT Istaka Karya yang
menjadi korban selamat.
Istaka Karya adalah perusahaan yang mengerjakan
proyek jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak.(tmp/tim liputan)
Editor : Heri K