Jakarta
(Kalbar News) - Setibanya di
Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 29 Oktober 2018, pukul
17.30 WIB, selepas kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Presiden Joko Widodo
langsung menerima laporan dari Menteri
Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Nasional Pencarian dan
Pertolongan (BNPP)/BASARNAS Muhammad Syaugi mengenai pencarian dan pertolongan bagi
korban jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 di ruang
tunggu utama bandara.
Setelahnya,
dengan didampingi oleh Menhub dan Kepala BNPP, Presiden Joko Widodo bergegas
melanjutkan perjalanan menuju Pusat Penanganan Krisis di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta dengan menggunakan mobil.
Pesawat
Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Presiden dan rombongan sedianya dapat
langsung melakukan pendaratan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Namun, dengan mempertimbangkan trafik penerbangan komersial dari dan menuju
Bandara Soekarno-Hatta yang kemungkinan besar akan terganggu dengan pendaratan
tersebut, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk mendarat di Halim
Perdanakusuma.
"Bapak
Presiden ketika di Bali ditawarkan untuk mendarat langsung di Cengkareng
(bandara Soekarno-Hatta). Namun, beliau lebih memilih mendarat di Halim karena
tidak mau mengganggu penerbangan di Cengkareng," ucap Menteri Sekretaris
Negara Pratikno kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Di
Bandara Soekarno-Hatta, Presiden akan melakukan peninjauan penanganan secara
lebih detail. Selain itu, yang paling utama, Presiden akan menemui keluarga
korban yang telah berdatangan di bandara Soekarno-Hatta. (ril/tim liputan)
Editor
: Heri K