Saksikan Pagelaran Wayang Kulit, Dirbinmas Polda Kalbar ajak Warga Sui Ambawang tetap jaga Kerukunan, Persatuan dan Kesatuan

Editor: Redaksi author photo
Tampak Dirbinmas Polda Kalbar, Ketua Umum Paguyuban Jawa dan Ketua Harian Pepadi Kalbar di pagelaran

Kubu Raya (Kalbar News) – Dirbinmas Polda Kalbar, Kombes Pol Mujiono menghadiri Pagelaran Wayang Kulit Semalam suntuk yang dilaksanakan Warga Desa Jawa Tengah dalam rangka peringatan Syuro Tahun 1951 Saka di Halaman Rumah Gede Wekasan Jl Trans Kalimantan, Senin Malam (17/9/2018).

Tampak hadir pula Ketua Umum Paguyuban Jawa Kalbar (PJKB), H Sadimo Yitno Purbowo, Ketua harian Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Eka Jaka Riswantara yang di sambut oleh Panitia dan Masyarakat Jawa yang ada di Sui Ambawang.

Dalam Sambutanya Kombes Pol Mujiono menyampaikan kebahagiannya bisa bertemu dan berkomunikasi langsung dengan warga Jawa yang ada di Kalimantan Barat dan menghimbau untuk tetap menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan walaupun berada di perantauan.

“Saya merasa senang karena bisa bertemu dan bersilahturahmi dengan sedulur yang ada di sini, satu pesan saya marilah tetap kita jaga kerukunan, Persatuan dan Kesatuan tetap jaga Adat Budaya sebagai pemersatu anak bangsa,” jelas Mujiono.

Senada dengan Dirbinmas, H Sadimo Ketua Umum Paguyuban Jawa juga menyampaikan kebanggan dengan Warga di desa Jawa Tengah Sui ambawang yang tetap menjaga dan melestarikan Budaya Jawa sehingga tetap lestari dan tidak dilupakan oleh Anak cucunya.

“Selaku Ketua Umum Paguyuban saya merasa bangga dengan warga disini, yang tetap melestarikan Budaya Jawa sehingga tidak hilang ditelan zaman, seperti Pagelaran wayang Kulit semalam suntuk malam ini,  karena itu adalah tugas dan tanggung jawab kita semua,” Ungkap H Sadimo.

Sarjono Ketua Panitia Pelaksana Syuro mengatakan Pagelaran Wayang kulit ini adalah kegiatan rutin setiap tahun setelah Siang sebelumnya juga warga melaksanakan Kenduren atau tasyakuran untuk bersih Desa sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang telah memberikan limpahan rezki kepada warga.

“Ini adalah kegiatan rutin setiap Syuro atau Bulan Muharam, bersih Deso atau sedeqah Bumi istilah warga disini sebagai wujud Rasa Syukur kepada Tuhan YME, dan berdoa semoga tahun berikutnya tidak ada musibah dan ditambah lagi rezqinya,” pungkas Sarjono. (tim liputan)

Editor : Heri K

Share:
Komentar

Berita Terkini