Cornelis Bantah Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalbar karena Masyarakat Petani

Editor: Redaksi author photo

Drs Cornelis, MH Gubernur Kalimantan Barat
Pontianak (Kalbar News)
Gubernur Kalbar, Drs Cornelis MH menampik bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar disebabkan masyarakat adat yang melakukan land clearing dengan cara membakar ladang.

"Kalau daerah masyarakat Dayak khususnya yang tidak ada sawah, mereka ini membakar ladang. Tapi kalau pembakaran ladang, sebenarnya asapnya tidak terlalu lama dan tidak terlalu berbahaya," ujarnya.

Menurutnya, pembakaran yang berbahaya hingga memicu terjadinya bencana asap yaitu dikarenakan masyarakat atau pihak perusahaan yang membakar hutan maupun kawasan lahan gambut.
"Bahasa kami di sini sepok (gambut). Daerah-daerah sepok ini yang apinya tidak ada, tapi asapnya yang banyak," terangnya, dari segi ancaman, Cornelis memandang, asap akibat pembakaran ladang tidak lebih berbahaya dibanding polusi yang dihasilkan oleh industri dan efek rumah kaca.
"Kalau dihitung dengan kerusakan lingkungan berdasarkan asap mobil, asap pabrik, asap kendaraan lain-lain, ataupun gedung-gedung yang mengeluarkan gas rumah kaca pada AC, sebenarnya lebih bahaya itu dibandingkan ini," jelasnya.

Pembukaan ladang dengan cara membakar lahan, lanjut dia, hanya berdampak sekian waktu saja dan sangat dimungkinkan untuk tidak merembet ke area lainnya lantaran dalam membuka lahan, masyarakat adat melakukan penjagaan di sekitar area pembakaran.
Cornelis meyakini, dikarenakan kesadaran masyarakat dan semua pihak tentang bahaya pembakaran hutan dan lahan semakin meningkat, potensi bencana asap akibat karhutla dari 2016 sampai tahun ini menurun. "Kurangnya sangat drastis," ujarnya.

Di sisi lain, Cornelis mengeluhkan perubahan nomenklatur di pemerintahan saat ini. Menurutnya, hal ini menjadi kendala dalam tugas penanganan karhutla secara sektoral terutama terkait birokrasi.(mad)

Editor : Edi Suhairul
Share:
Komentar

Berita Terkini