Ini Tujuh Protokol Dayak Hasil Kongres Dayak Internasional

Editor: Redaksi author photo


PONTIANAK (Kalbar News)  - Kongres Dayak Internasional I sudah ditutup Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Kamis (27/07/2017) di Rumah Radakng Pontianak,  bertepatan hari ulang tahunnya ke 64.

Pada kesempatan tersebut Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) itu bersama Presiden Borneo Dayak Forum Sabah Serawak Jeffrey Kitingan membacakan 7 Protokol Dayak dan 7 Deklarasi Dayak masing-masing dengan bahasa Indonesia dan Inggris.

Adapun isi 7 Protokol dan tujuh deklarasi Dayak yang disusun oleh sidang dua komisi sehari sebelumnya, yakni :

1. Makna dan Dimensi dari Agama tujuan dan kebahagiaan hidup hakiki dari bangsa Dayak

2.Dimensi Nilai-nilai kepercayaan dan norma-norma dalam kehidupan Bangsa Dayak.

3.Keterlibatan aktif Bangsa Dayak dalam menciptakan kebersamaan toleransi dan perdamaian dunia.

4.Pentingnya Bangsa Dayak dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa (Nasionalisme).

5.Pentingnya Bangsa Dayak Mengembangkan budaya dan Kebudayaan Dayak ke Seluruh Dunia.

6.Komitmen Bangsa Dayak dalam Mendukung pemerintahan yang kuat dan berwibawa dan melindungi rakyatnya.

7.Diaspora Dayak harus menjadi Jembatan emas untuk membangun kekuatan.

Deklarasi Dayak Untuk Dunia Yang Lebih Baik

1.Jati Diri dan Pranata Kehidupan Dunia

Bangsa Dayak Berkomitmen, berupaya kuat dan berpartisipasi aktif untuk mengubah dunia yang lebih baik. Oleh sebab itu bangsa Dayak harus dikenal sebagai sebuah bagian dari entitas bangsa asli yang luur dan beradab di muka bumi ini melalui pengakuan Resmi dalam Forum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

2. Membangun Peradaban

Sejalan dengan Isian 7 Protokol Dayak butir Protokol Lima. Bangsa Dayak berkomitmen, berupaya kuat dan terus menerus akan mewujudkan masyarakat Madani yang menjunjung Hak Asasi Hidup Manusia, demokrasi yang berkeadilan, dan pembangunan yang berkelanjutan melalui kebudayaan. Bangsa Dayak memandang bahwa selama ini ritme pembangunan dan kebudayaan cenderung tak selaras.

Budaya bergerak dalam ritme kehidupan dan pranata sosial sementara pembangunan bergerak dalam ritme akumulasi kekayaan. Ketidakselarasan antar kedua elemen ini menyebabkan pembangunan yang tidak berkelanjutan dan berpotensi memicu timbulnya krisis multidimensi yang berdampak pada sector-sektor strategis seperti pangan, energy dan lingkungan. Oleh sebab itu konsep peradaban bagi bangsa Dayak harus berbasis kepada budaya dan Kebudayaan. Ada kebutuhan mendasar yang akan dilakukan kedepan dalam memenuhi target tersebut diatas yaitu melalui upaya pembentukan International Dayak For Civilizations Committe (IDCC).

3. Hidup Dalam Keselarasan dan Keserasian

Sejalan dengan ISian 7 Protokol Dayak butir Protokol tika dan empat, Bangsa Dayak berkomitmen, berupaya kuat dan terus menerus menciptakan kehidupan yang harmoni. Keragaman bagi Bangsa Dayak adalah sebuah anugerah, dimana perbedaan-perbedaan dalam bahasa, warna kulit, suku bangsa, ras, agama, ideologi, filosofi, dan kebudayaan menjadi bagian yang saling mengisi dan membangun dalam satu tujuan bersama.

Oleh sebab itu sikap toleransi dengan ciri meninggalkan sikap primordialisme, mengembangkan kesadaran peranan, mengembangkan sikap nasionalisme yang kuat, dan menyelesaikan konflik secara paripurna menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi Bangsa Dayak. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dilakukan melalui Internasional Dayak for Civilizations (IDC).

4. Kekayaan Fisik dan Non Fisik

Bangsa Dayak berupaya kuat dan terus menerus menjadi human capital: Aset Strategis dalam pembangunan ekonomi global.

Oleh Sebab itu Bangsa Dayak Harus memiliki akses untuk mendapatkan kekayaan secara Phisik maupun non Phisik seperti keahlian, keterampilan, Pendidikan.

Ada kebutuhan mendasar yang akan dilakukan kedepan dalam memenuhi target tersebut diatas yaitu melalui upaya pembentukan International Dayak Economic, Businnes and Financial Orgganization (IDEBFO) dengan target segera dibentuknya :

 I.Dayak Trust Fund (DTF) dan
 II.Peta Jalan (RoadMap) Penguatan Peranan Bangsa Dayak menuju Epicentrum Pembangunan Sosial dan Budaya: Ekonomi, Bisnis & Keuangan dan Politik.

5.   Bumi Yang Terjaga

Sejalan dengan Isian 7 Protokol Dayak butir Protokol dua, Bangsa Dayak berkomitmen dan Ikut berpartisipasi aktif dalam mengatasi tantangan lingkungan dan keberlanjutan lingkungan yang dihadapi umat manusia melalui sains, teknologi, desain, manajemen dan kebijakan.

Ada kebutuhan mendasar yang akan dilakukan kedepan dalam memenuhi target tersebut diatas yaitu melalui upaya pembentukan International Dayak Sustainable Development Organization (IDSDO) .

Dengan peran strategis dan sentral Bangsa Dayak dalam menjaga sumber daya di hutan pulau Kalimantan yang memiliki sumber daya Biodiversity yang luar biasa dan menjadi sumbangsih bagi upaya penanganan perubahan iklim, maka bangsa Dayak meminta komitmen dan Perhatian dunia yang nyata dalam mendukung upaya Bangsa Dayak dalam mengatasi isu ini. Dukungan yang paling nyata yang diharapkan oleh Bangsa Dayak adalah dukungan akan sumberdaya keuangan yang akan diatur dan dilaksanakan oleh IDEBFO melalui Dayak Trust Fund (DTF).

6.   Kesehatan Manusia

Bangsa Dayak berupaya kuat dan terus menerus mendefenisikan masadepan kesehatannya melalui kemajuan dalam sains dan teknik dasar. Ada kebutuhan mendasar yang akan dilakukan kedepan dalam memenuhi target tersebut diatas yaitu melalui upaya pembentukan International Dayak Health Organization (IDHO) dengan target terbangunnya International Dayak Health Centre (IDHC).

7.   Pengetahuan, Inovasi dan Kewirausahaan

Bangsa Dayak berupaya Kuat dan terus menerus melakukan Accelerating the Path From Idea to Impact dari Ilmu Pengetahuan, Inovasi dan kewirausahaan. Ada kebutuhan dasar yang akan dilakukan kedean dalam memenui target tersebut diatas yaitu melalui upaya pembentukan International Dayak Knowledge, Inovation, and Enterpreneurship Organization (IDKIEO), dengan target terbangunnya International Dayak Institute of Technology (IDIT).

Usai Pembacaan Deklarasi dan Protokol Dayak, dilakukan penyerahan Bibit Kayu Ulin (Belian) kepada Ketua Panitia dari Presiden MADN, sebaga symbol bahwa Kongres juga merekomendasikan untuk mengajak masyarakat Kalimantan untuk menanam pohon. Selain itu juga diserahkan Buku tentang Gubernur Cornelis yang menceritakan kiprahnya di Dunia Internasional. Dalam sambutannya, Presiden Cornelis mengajak masyarakat Dayak agar meninggalkan pikiran inlander dan menunjukan ke dunia bahwa orang Dayak juga mampu bersaing di dunia global.

Cornelis juga berharap Protokol Dayak dapat membantu bangsa Dayak untuk memberikan jawaban dan arahan kepada pertanyaan ‘ Apakah Bangsa Dayak memiliki suatu sistem mendunia yang terorganisasi?’, Apa saja kebijakan yang berkaitan dengan hal itu?’, Bagaimana kebijakan itu diimplementasikan?’, ” ujar Cornelis.

“Kongres ini diharapkan menjadi jembatan bagi bangsa Dayak antara masa lalu dan masa depan, jembatan bagi generasi kemarin dan generasi masa depan, dan jembatan bagi bangsa Dayak Antara Warisan kemarin dengan upaya pembangunan dengan lanskap yang modern, karena Bangsa Dayak tidak luput dari struktur zaman yang dinamis.” Tambah Cornelis.

Ketua Panitia Kongres Dayak Internasional, Alexius Akim yang juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, dalam pidatonya menuturkan ada beberapa tantangan bagi suku Dayak.

Untuk itu, Ia berharap Kongres tersebut bisa menjadi jembatan kemajuan masyarakat  Dayak.

Kata Akim juga, bangsa Dayak juga harus membangun ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi yang maju, dan terlibat dalam pengelolaan struktur masyarakat yang lebih kompleks.

Oleh sebab itu, menurutnya pula, membangun peradaban memerlukan energi bersama dan waktu yang panjang dan serta harus dimulai dari sekarang, dengan diawali pelaksanaan kongres Dayak internasional 2017. (**/kun)
Share:
Komentar

Berita Terkini