Gubernur Kalbar yang juga Presiden MADN membuka Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Aula Kantor Bupati Bengkayang, Sabtu (3/6).
BENGKAYANG, Kalbar News - Gubernur Kalimantan Barat yang Juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis, mengharapkan adanya keputusan yang dicapai pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang Kalbar, berupa Protokol Kebudayaan Dayak yang bisa ditindaklanjuti.
"Karena ini kongres Kebudayaan hendaknya fokus membahas kebudayaan (Dayak) dan harus ada kesimpulan untuk masyarakat Dayak kedepan, seperti Protokol Kebudayaan," ujar Cornelis ketika membuka Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang, Sabtu Malam (3/6).
Hadir pada Kesempatan itu, Danrem 121 Alambhanawanawai, Bupati Malinau, Polres Bengkayang, Danlanud Singawang II, Miss World Malaysia 2014 yang berasal dari Dayak Bidayuh Dewi Liana Seriestha, Para Tokoh Agama, Tokoh Lintas Etnis, Rohaniwan, serta tamu undangan lainnya.
Menurut Cornelis, kongres yang fokus membahas mengenai kebudayaan Dayak ini diharapkan berpedoman pada apa dan bagaimana kebudayaan itu dibentuk, sejarahnya dan segala macam, sehingga keputusan yang dicapai nantinya benar-benar berguna bagi masyarakat Dayak. Karena bulan Juli akan dilaksanakan Kongres Dayak Internasional yang akan memunculkan Protokol Dayak, cakupan bahasan bagaimana Dayak ke depan dari berbagai aspek, demikian Cornelis menjelaskan.
Pada kesempatan itu mantan Bupati Landak itu mengimbau agar dalam kongres Kebudayaan tersebut ada pembahasan atau poin pernyataan dukungan masyarakat Dayak terhadap penolakan aliran radikal dan pernyataan bahwa Dayak harus berani menjadi benteng NKRI, "Berilah dukungan ke pemerintah, viralkan juga hal yang bersifat positif terkait program pemerintah dan kegiatan lainnya yang mendukung kinerja pemerintah," ujar Cornelis.
Diharapkan juga agar ada kesepakatan bahwa masyarakat Dayak tidak lagi mengurus hal yang fundamental yang sudah final dan beri dukungan terhadap empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Bupati Bengkayang Suryadman Gidot mengharapkan agar Kongres ini bisa menghasilkan lokok pikiran yang menjadi dasar pembangunan identitas masyarakat Dayak, dan Dayak semakin bisa menunjukan kiprahnya di dunia internasional, " Sampai dunia kiamat, Dayak harus tetap ada," ujar Gidot.
Ketua Sterring Commite Masri Sareb Putra yang mewakili tim 7 sebagai konseptor Kongres mengatakan bahwa Kongres ini dasar pemikirannya untuk membicarakan masa bagaimana depan Dayak. Demikian juga Ketua Panitia Kongres, Bambang Bider menambahkan, melalui Kongres Internasional ini, orang Dayak harus menulis jati dirinya.
"Pada Kongres ini akan ada 52 pembicara dari berbagai negara dan disiplin ilmu serta pembahasan seperti dari Brunai Darussalam, Sabah, Sarawak, james T. Colin dari Amerika Serikat, untuk membahas mengenai Kebudayaan Dayak." pungkas Bambang. (hen17)
BENGKAYANG, Kalbar News - Gubernur Kalimantan Barat yang Juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis, mengharapkan adanya keputusan yang dicapai pada Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang Kalbar, berupa Protokol Kebudayaan Dayak yang bisa ditindaklanjuti.
"Karena ini kongres Kebudayaan hendaknya fokus membahas kebudayaan (Dayak) dan harus ada kesimpulan untuk masyarakat Dayak kedepan, seperti Protokol Kebudayaan," ujar Cornelis ketika membuka Kongres Internasional I Kebudayaan Dayak di Bengkayang, Sabtu Malam (3/6).
Hadir pada Kesempatan itu, Danrem 121 Alambhanawanawai, Bupati Malinau, Polres Bengkayang, Danlanud Singawang II, Miss World Malaysia 2014 yang berasal dari Dayak Bidayuh Dewi Liana Seriestha, Para Tokoh Agama, Tokoh Lintas Etnis, Rohaniwan, serta tamu undangan lainnya.
Menurut Cornelis, kongres yang fokus membahas mengenai kebudayaan Dayak ini diharapkan berpedoman pada apa dan bagaimana kebudayaan itu dibentuk, sejarahnya dan segala macam, sehingga keputusan yang dicapai nantinya benar-benar berguna bagi masyarakat Dayak. Karena bulan Juli akan dilaksanakan Kongres Dayak Internasional yang akan memunculkan Protokol Dayak, cakupan bahasan bagaimana Dayak ke depan dari berbagai aspek, demikian Cornelis menjelaskan.
Pada kesempatan itu mantan Bupati Landak itu mengimbau agar dalam kongres Kebudayaan tersebut ada pembahasan atau poin pernyataan dukungan masyarakat Dayak terhadap penolakan aliran radikal dan pernyataan bahwa Dayak harus berani menjadi benteng NKRI, "Berilah dukungan ke pemerintah, viralkan juga hal yang bersifat positif terkait program pemerintah dan kegiatan lainnya yang mendukung kinerja pemerintah," ujar Cornelis.
Diharapkan juga agar ada kesepakatan bahwa masyarakat Dayak tidak lagi mengurus hal yang fundamental yang sudah final dan beri dukungan terhadap empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Bupati Bengkayang Suryadman Gidot mengharapkan agar Kongres ini bisa menghasilkan lokok pikiran yang menjadi dasar pembangunan identitas masyarakat Dayak, dan Dayak semakin bisa menunjukan kiprahnya di dunia internasional, " Sampai dunia kiamat, Dayak harus tetap ada," ujar Gidot.
Ketua Sterring Commite Masri Sareb Putra yang mewakili tim 7 sebagai konseptor Kongres mengatakan bahwa Kongres ini dasar pemikirannya untuk membicarakan masa bagaimana depan Dayak. Demikian juga Ketua Panitia Kongres, Bambang Bider menambahkan, melalui Kongres Internasional ini, orang Dayak harus menulis jati dirinya.
"Pada Kongres ini akan ada 52 pembicara dari berbagai negara dan disiplin ilmu serta pembahasan seperti dari Brunai Darussalam, Sabah, Sarawak, james T. Colin dari Amerika Serikat, untuk membahas mengenai Kebudayaan Dayak." pungkas Bambang. (hen17)