KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA) – Bupati Sujiwo menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan hutan mangrove sebagai benteng alami kawasan pesisir dari ancaman abrasi dan kerusakan lingkungan. 
Bupati Sujiwo Ingatkan Pentingnya Menjaga Mangrove sebagai Benteng Alami Pesisir Kubu Raya
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Gerakan Tanam Pohon yang melibatkan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bersama organisasi kemasyarakatan (ormas), komunitas lingkungan, serta masyarakat setempat dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025. (30/10/2025).
Bupati Sujiwo mengatakan bahwa salah satu persoalan serius yang dihadapi wilayah pesisir saat ini adalah abrasi pantai yang disebabkan oleh hilangnya vegetasi mangrove. Padahal, mangrove memiliki fungsi vital sebagai pelindung alami dari hantaman ombak dan erosi pantai.
“Ketika kita tidak memelihara alam, alam juga tidak akan memelihara kita. Itulah sebabnya mengapa abrasi terjadi di banyak daerah pesisir. Maka diperlukan pelestarian mangrove, karena tanaman inilah benteng utama dari gempuran ombak laut,” ujar Sujiwo.
Bupati Sujiwo menjelaskan bahwa keberadaan hutan mangrove tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat jika dikelola dengan bijak.
Ia mencontohkan beberapa perusahaan yang kini beralih dari eksploitasi mangrove menjadi pengembang program carbon trading, yang selain memiliki nilai bisnis, juga memberikan dampak positif terhadap pelestarian lingkungan.
“Sekarang banyak perusahaan yang mulai sadar, mereka tidak lagi sekadar menebang atau mengeksploitasi, tapi mengembangkan mangrove melalui program carbon trading. Ini langkah baik, karena bisnis bisa jalan tapi lingkungan juga terjaga,” ujarnya.
Bupati Sujiwo juga menyinggung kondisi di Kecamatan Batu Ampar, salah satu wilayah pesisir di Kubu Raya yang rawan abrasi. Ia menilai bahwa upaya pelestarian lingkungan di wilayah tersebut harus dibarengi dengan solusi ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Kita tidak bisa serta merta menyalahkan masyarakat yang menebang mangrove. Pemerintah harus hadir lebih dulu mencarikan solusi agar perut mereka bisa kenyang, mata pencaharian mereka ada. Setelah itu baru kita bicara penegakan aturan lingkungan,” tegasnya.
Bupati Sujiwo berpesan agar masyarakat pesisir tetap waspada terhadap ancaman abrasi dan berperan aktif menjaga kelestarian mangrove di lingkungan masing-masing.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor dan bekerja sama dengan pemerintah jika menemukan kawasan mangrove yang rusak atau berkurang.
“Pesan saya kepada masyarakat pesisir, jaga mangrove di mana pun kalian tinggal. Kalau ada yang sudah habis, lakukan penanaman kembali. Datang ke Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, nanti kita arahkan. Sekarang banyak dinas yang sudah menyiapkan bibit-bibit mangrove, bahkan ada juga program penanaman di sekolah-sekolah,” ungkapnya.
Bupati berharap gerakan menjaga dan menanam mangrove dapat menjadi gerakan bersama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan komunitas lingkungan. Ia menegaskan bahwa menjaga alam bukan hanya tugas satu pihak, tetapi tanggung jawab semua elemen bangsa.
“Menanam mangrove berarti menanam harapan bagi masa depan pesisir kita. Kalau mangrove kuat, abrasi bisa ditekan, nelayan terlindungi, dan lingkungan kita tetap lestari,” tutup Sujiwo. (cc)
Editor : Aan