“Apa Itu Siklon KOTO? Ini Penjelasan, Dampak, dan Langkah Antisipasinya

Editor: Redaksi author photo

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Siklon Tropis KOTO, yang baru terbentuk dari Bibit Siklon Tropis 92W di Laut Sulu, kini menunjukkan penguatan signifikan. Sistem ini tercatat memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot (65 km/jam) dan tekanan minimum 998 hPa, serta diperkirakan menjadi Siklon Tropis Kategori 1 dalam 24 jam ke depan


Meski bergerak menjauhi Indonesia ke arah barat–barat laut, BMKG mengingatkan bahwa dampak tidak langsung tetap bisa dirasakan di sejumlah wilayah.

Apa Itu Siklon Tropis KOTO?

Siklon Tropis KOTO adalah nama yang diberikan untuk siklon yang terbentuk di wilayah barat laut Pasifik, khususnya dari bibit siklon yang berkembang di Laut Sulu.


Nama “KOTO” berasal dari daftar penamaan siklon tropis yang disusun oleh badan meteorologi regional di kawasan Pasifik Barat, di mana setiap badai atau siklon yang mencapai kategori tertentu akan diberi nama agar memudahkan pemantauan dan penanganan.


Siklon Tropis KOTO terbentuk ketika:

  • suhu permukaan laut hangat,

  • pertemuan angin membentuk pusaran,

  • tekanan udara menurun tajam,

  • dan terjadi percepatan angin secara bertahap.


Meskipun pusat siklonnya berada di luar wilayah Indonesia, efek tidak langsung tetap dapat memengaruhi cuaca di tanah air, terutama daerah yang dekat dengan pusat pembentukan.


Dampak Potensial Siklon Tropis KOTO bagi Indonesia

1. Cuaca Ekstrem

Siklon KOTO dapat memicu pembentukan awan konvektif yang menyebabkan:

  • hujan sedang hingga lebat,

  • kilat/petir,

  • angin kencang,

  • penurunan jarak pandang.

Potensi ini terutama terjadi di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua bagian utara.

2. Gelombang Tinggi

KOTO juga berdampak pada kondisi maritim. Gelombang 1.5–4 meter berpotensi muncul di:

  • Laut Sulawesi,

  • Perairan utara Halmahera,

  • Samudra Pasifik utara Papua–Halmahera.

3. Potensi Banjir Rob

Perbedaan tekanan yang ditimbulkan siklon dapat meningkatkan pasang air laut, sehingga memicu:

  • banjir rob,

  • genangan di permukiman pesisir,

  • terganggunya aktivitas pelabuhan.

Antisipasi yang Dianjurkan BMKG

1. Pantau Informasi Cuaca

Masyarakat diminta mengikuti rilis resmi BMKG terkait perkembangan siklon, tinggi gelombang, dan potensi cuaca ekstrem.

2. Waspada Aktivitas Laut

Nelayan dan operator kapal diimbau menghindari perairan dengan peringatan gelombang tinggi. Kapal kecil sangat disarankan tidak melaut sementara waktu.

3. Siaga di Wilayah Pesisir

Warga yang tinggal di bantaran sungai atau dataran rendah perlu mengantisipasi kemungkinan banjir rob, terutama saat pasang maksimum.

4. Cek dan Bersihkan Drainase

Saluran yang bersih membantu mengurangi genangan saat terjadi hujan deras akibat efek tidak langsung siklon.

5. Pemerintah Daerah Tingkatkan Mitigasi

Pemda diminta menyiapkan:

  • posko siaga,

  • rencana evakuasi,

  • dan penyampaian imbauan cepat kepada masyarakat terdampak.


BMKG menegaskan bahwa meskipun Siklon Tropis KOTO tidak mengarah langsung ke wilayah Indonesia, pengaruh tidak langsungnya masih bisa memicu cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Kewaspadaan dan antisipasi sejak dini sangat penting untuk menghindari dampak yang lebih besar. (Tim liputan)
Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini