![]() |
| Bupati Kubu Raya Sujiwo |
Pembangunan jalan tersebut menggunakan spesifikasi menengah agar pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh desa di wilayah tersebut, seperti Desa Mega Timur dan Sungai Enau
“Kalau kita pakai spek tinggi, anggarannya 20 miliar hanya dapat sekitar 2 kilometer. Tapi dengan spek menengah, Rp3,5 miliar bisa dapat hampir 4 kilometer plus jembatan. Ini demi keadilan agar semua desa dapat bagian pembangunan,” ujar Sujiwo.
Namun demikian, Bupati mengingatkan bahwa dengan kualitas jalan yang menengah, maka kendaraan yang melintas juga harus disesuaikan tonasenya. Ia menyebutkan, jika jalan tersebut terus dilalui truk bermuatan berat di atas 10 ton, kerusakan akan terjadi lebih cepat.
“Kalau kualitasnya menengah, ya tonasenya juga menengah. Kalau dihajar dengan beban berat, rusaklah jalan itu. Kasihan rakyat, kasihan negara, baru dibangun sudah hancur,” tegasnya.
Untuk menjaga keberlanjutan dan umur jalan, Sujiwo memberikan dua opsi kepada para pelaku usaha di sekitar Kuala Mandor B — baik pengusaha kayu, toko bangunan, maupun pelaku usaha sawit.
Pertama, jalan akan dipasang portal agar kendaraan dengan muatan berat tidak bisa melintas. Kedua, jika jalan tidak dipasangi portal, maka pelaku usaha harus bersedia bertanggung jawab atas pemeliharaan jalan apabila terjadi kerusakan akibat aktivitas mereka.
“Pemerintah tidak punya kepentingan apa-apa, kepentingannya hanya satu bagaimana rakyat senang dan aspirasinya didengar. Tapi kalau pengusaha tidak mau diportal, ya harus siap memelihara jalan. Kalau dua-duanya tidak mau, ya itu namanya mau menang sendiri,” ucapnya dengan tegas.
Sujiwo menekankan, pemerintah daerah tetap mendukung kegiatan investasi dan dunia usaha, namun harus diimbangi dengan kesadaran bersama untuk menjaga fasilitas publik.
“Investasi kita dukung, tapi jalan ini milik rakyat. Kalau semua pihak berkolaborasi, dunia usaha jalan, masyarakat juga bahagia,” tutupnya.(cc)
Editor : Aan
