KALBARNEWS.CO.ID (KAPUAS HULU) - Komoditas unggulan Kalimantan Barat, terutama Kratom dan Ikan Arwana Super Red, menunjukkan performa ekspor yang menjanjikan. Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Barat mendukung penuh akselerasi ekspor. (1/10/2025).Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan dan Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menghadiri acara pelepasan ekspor perdana Kratom dan Arwana di Pelabuhan Laut Dwikora Pontianak.
Pelepasan ekspor perdana Kratom dari Provinsi Kalimantan Barat mencapai total 343,5 Ton senilai Rp15,4 Miliar dengan negara tujuan India. Sementara itu, ekspor Ikan Arwana Super Red sebanyak 150 ekor ke Taiwan memiliki nilai nominal Rp108,7 Juta. Data ekspor menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Sejak Juni hingga September 2025, ekspor Kratom ke India telah dilakukan sebanyak 10 kali dengan total volume 2.625 Ton dan nilai ekspor mencapai Rp10,2 Miliar.
Volume ekspor Arwana Super Red melonjak drastis, dari 134.115 ekor pada tahun 2024 menjadi 14.302.494 ekor pada tahun 2025. Total nilai ekspor untuk komoditas ini selama periode 2024–2025 telah mencapai Rp189 Miliar. Selain itu, Sarang Burung Walet juga menjadi penyumbang bahan baku terbesar dengan 839 rumah Sarang Burung Walet yang telah teregistrasi.
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menegaskan bahwa tanaman Kratom adalah potensi besar daerahnya selain Arwana Super Red. Ia menyoroti pentingnya legalitas dan peningkatan kualitas pengolahan.
"Terkait dengan Kratom ini, pengelolaannya di Kabupaten Kapuas Hulu masih berupa bahan mentah atau bulunya, belum kepada pengolahan yang siap ekspor. Petani hanya panen dan mengeringkan," ujar Fransiskus Diaan.
Adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 21 Tahun 2024 dan diperkuat oleh Permendag Nomor 9 Tahun 2025 tentang kebijakan ekspor, telah memberikan kelegaan dan gairah baru bagi petani Kratom.
Regulasi juga menjadi payung hukum setelah sebelumnya isu legalitas sempat menjadi perdebatan.
"Ini membuat masyarakat kami sekarang bergairah, di mana lahan-lahan perkebunan yang tidak produktif kini diganti dengan tanaman Kratom karena harganya sudah mulai stabil dan ada legalitas dari Peraturan Menteri Perdagangan ini," tambahnya.
Bupati Fransiskus Diaan berharapa agar pemerintah provinsi, pusat, dan Komisi IV DPR RI dapat bekerja sama memastikan tanaman Kratom Kapuas Hulu yang diakui sebagai kualitas terbaik di Kalimantan Barat—betul-betul dapat menyejahterakan masyarakat setempat.(Dulhadi)
Editor : Aan