KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Food & Hospitality Indonesia (FHI) 2025 telah sukses digelar di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, pada tanggal 22-25 Juli 2025 lalu yang berhasil menarik minat 41,368 pengunjung dari 48 negara dan wilayah. Kompetisi dan Acara Pendukung FHI 2025 Menarik Perhatian 41 Ribu Pengunjung
Diramaikan oleh lebih dari 700 perusahaan peserta pameran dari 35 negara dan wilayah, pameran dagang terdepan di bidang industri perhotelan (hospitality) serta makanan dan minuman (food & beverages atau F&B) di Indonesia ini secara resmi dibuka oleh Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya. (20/8/2025)
Juanita Soerakoesoemah selaku Portofolio Director FHI 2025 menjelaskan, FHI 2025 tahun ini sukses digelar dan berjalan sesuai dengan misi FHI dari tahun ke tahun, yang berupaya untuk terus mendukung akselerasi industri hospitality dan F&B secara berkelanjutan. Upaya ini terus dilakukan melalui kehadiran beragam kompetisi dan acara pendukung yang digelar bersama partner asosiasi maupun komunitas profesional di industri.
Rangkaian acara pendukung ini, telah membawa serta semua pengunjung dan pelaku bisnis untuk saling bertukar ide dan belajar langsung dari para ahli serta pakar sekaligus menjalin koneksi dengan para profesional di sektornya.
Kompetisi F&B dan Hospitality pada FHI 2025
The 14th Salon Culinaire Competition
Pada FHI 2025, Association of Culinary Professionals (ACP) diendorse oleh World Chef menghadirkan ajang kompetisi bergengsi tahunan dimana tahun ini spesial hadir dengan format eksklusif undangan. Bertujuan mendorong keunggulan kuliner, mengembangkan potensi chef muda, dan memperkuat kolaborasi antar pelaku industri makanan dan perhotelan, kompetisi ini diikuti oleh 10 tim kuliner terbaik dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
Salon Culinaire 2025 terbagi tiga kategori utama, yaitu Asian Gourmet Competition, Pastry LIVE, dan Display Competition. Dari kategori Asian Gourmet sendiri menghasilkan tiga juara dari tim junior; UOW Malaysia KDU Penang University College Malaysia (Juara 1), Taiwan Junior Chefs Association (Juara 2), dan Akademi Tata Boga Bandung Indonesia (Juara 3).
Sementara dari tim professional; SATS Culinary Professionals Singapore (Juara 1), PT. Antarakata Group Semarang Indonesia (Juara 2), dan Penang Chef Association Malaysia (Juara 3). Dari kategori Pastry LIVE dan Display Competition; Gold Medal diraih oleh Richard Soetrisno pada kelas Payson Breton – Assorted Butter Cookie, Olivia Kristal pada kelas Embassy Artisan Chocolate, dan Gary Tan & Larissa Yuanita Putri pada kelas Embassy Artisan Chocolate.
Indonesia Coffee Events – Hometown Indonesia Latte Art Scholars Competition
Tahun ini, Indonesia Coffee Events juga kembali menghadirkan kompetisi bergengsi yang diadakan rutin setiap tahunnya oleh Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI). Daryanto Witarsa sebagai Ketua Umum AKSI-SCAI, mengungkapkan ada tiga babak yang telah dilalui para peserta; babak Throwdown, Semifinal Stage Presentation & Art Bar, dan Final Stage Presentation.
Dari semua babak tersebut terpilih 6 finalis yaitu; Linda Rusli, Indra Budiman, Renauldy Darma Wijaya, Irvine Kaori, Iko Nillu dan Mefiboset Dion. Namun, pada akhirnya menghasilkan satu juara yakni Linda Rusli dengan skor unggul 458,5 poin.
“Ketekunan Linda pada akhirnya membawanya menjadi juara HILAC 2025. Sebagai pemenang, otomatis membuatnya dapat melaju ke Indonesia Latte Art Competition 2026 dengan Golden Ticket. HILAC sendiri merupakan sebuah kolaborasi apik dari AKSI-SCAI dengan Hometown Dairy,” kata Daryanto.
Ready-To-Drink Cocktails in a Can Competition
Bergeser sedikit pada kompetisi minuman, tahun ini Indonesian Food & Beverage Executive Association (IFBEC) juga ikut memeriahkan FHI dengan mengadakan kompetisi Ready-To-Drink Cocktails in a Can Competition yang disponsori oleh Blue Agave Vibe. I Ketut Darmayasa yang merupakan Ketua IFBEC mengatakan, kompetisi ini menghadirkan dua finalis yang terpilih melalui proses seleksi ketat selama tiga bulan.
“Secara keseluruhan, tim juri telah menilai para peserta terpilih sesuai dengan kategorinya, yaitu Sinature RDT Cocktails dan Low & No Alcohol RDT Cocktails. Hingga akhirnya terpilih dua pemenang yaitu William Ekaputra Mulia dan Paskasius Alvino,” papar Darma.
William sebagai juara 1 menghadirkan Iébnäg' Ginseng & Tonic, minuman siap saji yang terinspirasi oleh tren pasar yang semakin sadar akan kesehatan. Sementara juara 2 Vino, memperkenalkan kreasinya yang diberi nama Lawas, sebuah RTD cocktail berbahan dasar pala dari Maluku, yang mengangkat cita rasa khas Timur Indonesia.
World Fashion Drink Competition 2025
FHI 2025 juga menghadirkan World Fashion Drinks Competition (WFDC) pertama di Indonesia, yang menjadi ajang bagi para mixologist, barista dan bartender untuk bisa tampil memukau dengan menghasilkan minuman yang penuh gaya.
Tahun ini, WFDC menghasilkan tiga orang pemenang yang berhasil mendapatkan tiket ke final dunia di Shanghai 2026, yakni Muhammad Ipal Alpikri (Juara 1), William (Juara 2), dan Rendy Aldino Caranza Ritonga (Juara 3).
Kreatifitas dan seni mereka sangat dipuji dan mendapatkan banyak respon positif. Para pengunjung juga berharap kompetisi ini bisa terus diadakan di FHI tiap tahun, layaknya kompetisi Cocktails bergengsi lainnya. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Shanghai Sinoexpo Informa Markets yang disponsori oleh LMK, Senfienta, Alpine Cool, Mengniu Dairy Professionals, dan Scotsman Ice Systems (Shanghai) Co., Ltd.
Selain ragam kompetisi tersebut, Indonesia Sommelier Association (ISA) juga mengadakan Best Sommelier Competition yang menghasilkan tiga pemenang yaitu Kenny, Muhammad Nazmi dan Ranny Suryanty.
Kompetisi ini diikuti oleh 44 peserta dari beberapa Bar dan Restoran di Jakarta, dimana kompetisi ini hanya terbuka bagi anggota resmi ISA. Selain itu, ISA juga kembali hadirkan Wine Masterclass yang turut mengedukasi dalam memahami perbedaan antara wine, sparkling wine, dan champagne.
FHI 2025 juga hadirkan Hotelicious Thematic Bed Making Competition yang diselenggarakan untuk kedua kalinya oleh BINUS Business Hotel Management dan didukung oleh King Koil. Diikuti oleh 55 peserta yang terbagi dalam dua kategori yaitu; kategori SMK sebanyak 34 peserta, dan kategori umum (industri dan universitas) sebanyak 21 peserta.
Workshop dan Seminar Industri di FHI 2025
Tantangan dan Solusi Sertifikasi Halal bagi Industri Pangan dan Hospitality
Di hari ke-2 FHI 2025, LPPOM MUI mengadakan seminar industri yang dihadiri oleh para pengunjung dan pebisnis yang semakin sadar akan pentingnya sertifikasi halal bagi semua produk di Indonesia, baik produk lokal maupun internasional.
Ade Suherman, selaku Halal Auditor Management Manager LPPOM MUI, memberikan pemahaman bahwa sertifikasi halal saat ini menjadi kewajiban yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah.
Seminar yang diadakan dalam event FHI 2025 ini dirancang untuk membantu pelaku usaha mengatasi tantangan dalam proses sertifikasi halal, mulai dari akses informasi, pemilihan lembaga pemeriksa, hingga pendampingan teknis.
Melalui langkah strategis seperti memastikan bahan baku halal, menjaga standar produksi, dan memilih penyedia halal yang kompeten, sertifikasi halal diharapkan tidak hanya menjadi kewajiban administratif, tetapi juga meningkatkan daya saing produk di pasar global.
Selain itu, FHI 2025 juga hadirkan seminar industri oleh asosiasi dan lembaga lain seperti, ASEAN American Epicurean Table Seminar oleh U.S. Meat Export Federation; Global Beverage Services Solution Provider oleh Damin; Business Breakfast oleh Saladplate dan Global Data; Timeless Craft - Sustainable Future oleh Alga dan Wisewool; The Importance of the Media Industry in HORECA oleh Epicure; Coffee Talk oleh Dewan Kopi Indonesia; serta Seminar BULOG: Kebaikan Kualitas Pangan di Setiap Sajian Nusantara. Tak ketinggalan beragam akses business networking melalui FHI Business Matching Programme dan FHI TV Programme, serta Red Bull Party Truck dan Lalamove Recharge Station yang menambah kemeriahan FHI 2025 dengan mengundang DJ ternama.
Seminar Sustainability dalam FHI 2025
Who Pays the Climate Price by 4Good Things
Permasalahan sampah masih menjadi isu penting di Indonesia. Menurut Maulina Gheananta selaku Co-Founder 4Good Things dalam seminar tentang sustainability di FHI 2025, data menunjukkan Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah setiap tahunnya, dimana industri kuliner dan hospitality menjadi kontributor terhadap tingginya angka tersebut. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kelima di dunia.
Oleh karena itu, Maulina mengajak para pelaku industri dan pengusaha perlu memikirkan strategi untuk meminimalkan dampak tersebut, antara lain melalui perubahan dalam proses pengadaan bahan baku (sourcing), pengemasan (packaging), dan pengelolaan limbah (waste management). 4GoodThings, sebuah perusahaan berbasis proyek yang berperan sebagai mitra dalam proses daur ulang (recycling) dan peningkatan nilai guna limbah (upcycling), hadir sebagai solusi untuk mengelola limbah yang dihasilkan pelaku industri agar dapat diubah menjadi berbagai produk bernilai, seperti furniture, souvenir, dan lainnya.
Manfaatkan Limbah Tambang, Upaya RekaLagam Kembangkan Pewarna Alami Berkelanjutan
Bicara soal limbah, pewarna tekstil juga menyumbang peran krusial dalam menyumbang sampah lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, RekaLagam hadir sebagai sebuah organisasi atau perusahaan rintisan yang berfokus pada pengembangan pewarna alami berkelanjutan. Chief Executive Officer (CEO) RekaLagam, Utami Giles dan dua sahabatnya kemudian memiliki ide untuk memanfaatkan limbah dari pertambangan, pertanian, dan agroforestri untuk menciptakan alternatif pewarna yang ramah lingkungan.
RekaLagam memanfaatkan limbah tambang dari Sukabumi dan Kalimantan, yang sudah tidak terpakai dan terbengkalai. Produk utama dari RekaLagam sendiri merupakan pigmen berbentuk bubuk tanah yang terbuat dari mineral dan pigmen nabati. Pigmen alami ini bisa diaplikasikan di mana saja seperti untuk pewarna pada kain, watercolor untuk lukisan dan sebagainya. Namun, produk pigmen bubuk tanah ini perlu dicampur dengan minyak khusus (oil blend).
Kopi Kamu dan POTADS, Buktikan Anak Down Syndrome Bisa Berdaya Jadi Barista
Tahun ini, FHI 2025 menyajikan inisiatif sustainability yang sangat menarik. Dalam dunia kopi, tak hanya kompetisi barista berstandar Internasional saja yang dihadirkan, namun juga diangkat inklusi keberagaman dan nilai-ilai khusus bagi anak-anak dengan Down Syndrome (DS), agar bisa berdaya atas kemampuannya.
Bekerjasama dengan brand Kopi Kamu dan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS), FHI 2025 turut berpartisipasi menghadirkan program sosial yang memberdayakan anak-anak DS pada industri kopi. Sri Hartani, seorang Ibu yang aktif menjadi pengurus di yayasan POTADS menyambut gembira atas kerjasama yang terjalin bersama Kopi Kamu pada FHI tahun ini.
“Di Yayasan Rumah Ceria Down Syndrome, kami ada pelatihan pemberdayaan barista untuk anak-anak Down Syndrome. Kemudian kami aktif ikut bazaar-bazaar untuk menjual hasil kreasi kopi barista DS kami, lalu bertemu dengan owner Kopi Kamu yang tertarik bekerjasama sejak Desember 2023 hingga sekarang bisa bergabung di acara sebesar FHI,” kata Ibu tangguh yang akrab disapa Ani tersebut.
Ani dan orang tua lain ikut andil dalam mengembangkan program pemberdayaan anak DS yang bekerja di kedai Kopi Kamu selama 3 kali dalam seminggu, dimana setiap harinya mereka diberikan kesempatan untuk mengembangkan langsung skill baristanya di Kopi Kamu selama 4 jam.
“Anak-anak kami memiliki semangat yang tinggi dan tepat waktu dalam bekerja. Mereka senang sekali bertemu banyak orang baru. Hal ini makin membuktikan bahwa anak-anak Down Syndrome bisa berdaya kalau punya wadah pelatihan yang tepat,” tambahnya.
Dengan adanya program Kopi Kamu x POTADS yang turut bergabung dalam ajang FHI 2025, beberapa hotel dan restoran ternama mulai terinspirasi untuk membuka peluang bagi anak-anak DS untuk bisa berdaya dan bekerja layaknya orang normal lainnya.
Marketing Communications Manager FHI 2025 Leonarita Hutama menambahkan, sejalan dengan tema FHI tahun ini ‘Membangun Masa Depan Industri Kuliner dan Perhotelan yang Berkelanjutan,’ FHI telah menjadi katalisator bagi praktik berkelanjutan.
“FHI 2025 menghadirkan beragam merek dagang yang telah mengutamakan sustainability dan menawarkan produk serta layanan yang ramah lingkungan untuk menginspirasi customers kami dalam membuat pilihan yang lebih bijak untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Leona.
Untuk itu, FHI 2025 memfasilitasi seminar tentang sustainability antara lain Sustainable Water Solutions for the Future of HORECA oleh Waterhub, Sesi Seminar oleh POTADS, Beyond the Fryer: UCO and Renewable Energy Innovation in Hotels & Restaurants oleh Noovoleum, Sustainable Innovation in Hospitality bersama Sentian, Evolve, dan MVB dalam tajuk ‘Built for Efficiency’ dan ‘Who Pays the Climate Price?’ serta ‘Sustainability for Businesses: It’s more than just Plastic’ dan ‘Ecosystem of Value’ oleh Magalarva.
Leona menambahkan, kehadiran FHI 2025 sebagai pameran tahunan telah menjadi bagian dari komitmen PT Pamerindo Indonesia untuk terus mendukung pertumbuhan bisnis di sektor perhotelan dan F&B Indonesia yang berkelanjutan.
“Upaya Pamerindo Indonesia untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di industri hospitality dan F&B Indonesia akan terus berlanjut melalui ajang pameran berikutnya, yaitu Food, Hotel & Tourism Bali (FHTB), pada 28–30 April 2026, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC); dan juga hadirnya kembali pameran tahunan FHI, pada 22–25 July 2026 mendatang, di JIEXPO,” tutupnya. (Tim Liputan)
Editor : Aan