KALBARNEWS.CO.ID (ENTIKONG) — Kantor Imigrasi Kelas II TPI Entikong melaksanakan kegiatan Imigrasi Mengajar sebagai bagian dari program Desa Binaan Imigrasi pada Selasa (12/08/2025) di SD Negeri 03 Sontas, Dusun Sontas, Desa Entikong, Kecamatan Entikong. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Imigrasi Entikong dalam memperluas peran sosialnya, tidak hanya terbatas pada pelayanan keimigrasian, tetapi juga mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayah perbatasan. (14/8/2025) Implementasi Desa Binaan Imigrasi, Imigrasi Entikong Perluas Imigrasi Mengajar di Perbatasan
Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 4A dan 4B dengan fokus pada pembelajaran bahasa Inggris. Materi yang diajarkan mencakup pengenalan abjad dalam bahasa Inggris, cara perkenalan diri, serta mengeja nama dalam bahasa Inggris. Siswa juga diminta untuk maju ke depan kelas untuk mengucapkan salam 'Good morning' dan memperkenalkan diri mereka, kemudian mengerjakan soal menulis usia masing-masing dalam bahasa Inggris.
Pelaksanaan kegiatan dipimpin oleh Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Harry Setiawan, dengan didampingi staf Kantor Imigrasi Kelas II TPI Entikong yang bertindak sebagai tenaga pengajar, yaitu Faisal Alvaresy dan Indri Widya Sari. Kehadiran para pegawai muda ini memberikan suasana pembelajaran yang segar, interaktif, dan penuh semangat.
Harry Setiawan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata Imigrasi Entikong dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayah perbatasan.
“Melalui program Imigrasi Mengajar, kami ingin memberikan kontribusi nyata di bidang pendidikan, khususnya dalam membekali generasi muda perbatasan dengan kemampuan dasar bahasa Inggris. Harapannya, keterampilan ini dapat menjadi modal penting bagi mereka di masa depan,” ungkap Harry.
Imigrasi Mengajar merupakan salah satu bagian dari program Desa Binaan Imigrasi yang bertujuan untuk membangun kedekatan dengan masyarakat. Program ini tidak hanya berfokus pada penguatan layanan keimigrasian, tetapi juga menyentuh aspek sosial seperti pendidikan, literasi hukum, dan pembinaan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan terjalin hubungan yang harmonis antara Imigrasi dan masyarakat, serta mendorong terciptanya generasi perbatasan yang berdaya saing.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan siswa. Antusiasme terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti setiap sesi pembelajaran, mulai dari pengenalan kosakata hingga keberanian maju ke depan kelas. Langkah ini menjadi bukti bahwa upaya kecil yang konsisten dapat membawa dampak besar dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah perbatasan. (Tim Liputan)
Editor : Aan