Bubur Udang dan Hujan Lebat di Kota Pontianak

Editor: Redaksi author photo
 Bubur Udang dan Hujan Lebat di Kota Pontianak

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Pagi ini, Kamis (21/8/2025) Pontianak diguyur hujan lebat. Jalanan penuh genangan, motor-motor melambat seperti kura-kura pensiun, anak sekolah berlari-lari kecil dengan seragam basah, dan wajah-wajah orang kantor tampak pasrah. Udara terasa dingin, bukan sedingin Yakutia Rusia yang bikin bulu hidung membeku, tapi cukup dingin untuk bikin sendi-sendi malas bergerak.


Dalam suasana begitu, pikiran saya tiba-tiba mengarah pada satu hal sederhana, bubur udang Dzikra di Jalan Wahidin. Langganan sejak lama, dan untungnya tidak jauh dari rumah. Bayangan semangkuk bubur hangat dengan udang segar langsung mengusir rasa malas yang menempel karena hujan.


Dzikra punya cerita menarik. Awalnya ia hanya berjualan di pinggir jalan dengan gerobak kecil, sekadar bubur lemak sederhana. Tapi rupanya lidah orang Pontianak tahu mana bubur yang serius dan mana bubur yang asal jadi. Pelanggan berdatangan, dan dalam setahun ia mampu menyewa satu ruko kecil di belakang. Dari situlah perjalanan bubur ini naik level.


Bubur yang tadinya hanya satu macam, kini bertambah variasinya. Ada bubur ayam, bubur daging, hingga bubur udang yang jadi favorit saya. Beda dengan bubur lain, bubur udang ini punya rasa gurih-manis yang pas, tidak lebay, udangnya kenyal, kuahnya hangat, dan taburan bawang goreng di atasnya membuat sendok demi sendok terasa seperti cerita pendek yang ingin terus dibaca sampai habis.


Menariknya, di sebelah ruko dulu ada warung Ayam Cobek Mbah, yang juga sempat jadi langganan saya. Sayangnya warung itu tidak mampu bertahan lama, hanya sekitar dua tahun. Dzikra justru mengambil alih rukonya, memperluas usaha jadi dua pintu. Dari situ menunya makin banyak, bukan hanya bubur, tapi juga sate, steak, rice bowl, nasi goreng, roti cane, nasi kebuli, nasi kuning, sop, mie, bihun goreng, bahkan es teler creamy lewat outlet kecil di depan ruko.


Kalau ditanya kenapa Dzikra bisa bertahan dan berkembang, mungkin jawabannya sederhana, lidah. Lidah manusia memang lebih jujur dari pikiran. Kalau makanan enak, orang akan kembali lagi, bahkan tanpa perlu promosi besar-besaran. Lidah yang bahagia membuat dompet rela terbuka, dan di situlah rahasia bisnis bertahan.


Hujan makin deras di luar, suara rintiknya seperti irama latar yang pas untuk semangkuk bubur udang. Hangat kuahnya berpadu dengan dingin udara, menciptakan keseimbangan kecil dalam hidup yang sering tidak seimbang.


Saya pikir, kisah bubur udang ini bukan sekadar soal makanan. Ada pelajaran sederhana di baliknya, mulai kecil bukan masalah, asalkan serius dan konsisten. Dari gerobak kecil bisa jadi ruko dua pintu, dari satu menu bisa jadi belasan variasi. Hidup pun begitu, asal ada rasa, ada usaha, dan ada ketekunan, perjalanan bisa berkembang jauh lebih besar dari yang dibayangkan.


Di hari hujan yang ribut dan dingin itu, semangkuk bubur udang bukan hanya mengisi perut, tapi juga memberi pengingat, bahwa kehangatan tidak selalu datang dari selimut tebal atau kompor gas, kadang cukup dari semangkuk bubur yang dimasak dengan sepenuh hati.


Dari kisah bubur udang Dzikra kita belajar, kesuksesan tidak selalu lahir dari sesuatu yang besar. Kadang justru berawal dari gerobak sederhana di pinggir jalan, asal dikelola dengan rasa, ketekunan, dan kesabaran. Orang mungkin cepat melupakan iklan atau slogan, tapi lidah mereka tidak pernah bohong. Kejujuran rasa itulah yang membuat pelanggan datang lagi, dan dari situlah usaha kecil bisa tumbuh jadi besar.


Hidup pun sama. Tidak semua langkah harus dimulai dengan modal besar atau rencana sempurna. Cukup dengan keyakinan, konsistensi, dan sedikit keberanian untuk mencoba, pelan-pelan jalan akan terbuka. Seperti bubur udang yang hangat di hari hujan, keberhasilan kadang sederhana, membuat orang lain merasa nyaman, senang, dan ingin kembali. Itulah arti bertahan, dan berkembang, dengan cara yang tulus.


Ini bukan endose, ya. #camanewak

Penulis : Rosadi Jamani (Ketua Satupena Kalbar)

Share:
Komentar

Berita Terkini