KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Sebanyak 56 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Kalimantan Barat selama periode pemantauan tanggal 19 Juli 2025 pukul 00.00 hingga 23.00 WIB. Data ini dirilis oleh BMKG Kalimantan Barat berdasarkan pantauan satelit VIIRS dan MODIS.56 Titik Panas Terpantau di Kalbar, Mempawah dan Sambas Catat Jumlah Tertinggi
Dari total hotspot tersebut, sebanyak 22 titik berkategori kepercayaan rendah, 31 titik menengah, dan 3 titik berkategori tinggi yang berpotensi menjadi indikator kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wilayah dengan Titik Panas Tertinggi
Kabupaten Mempawah mencatat jumlah titik panas terbanyak, yakni 19 titik, terdiri dari 6 titik dengan kepercayaan rendah, 11 titik menengah, dan 2 titik tinggi.
Disusul oleh:
-
Sambas dengan total 10 titik (3 rendah, 6 menengah, 1 tinggi),
-
Sanggau sebanyak 9 titik (dominan rendah),
-
Landak mencatat 7 titik, termasuk satu titik dengan kepercayaan tinggi.
Sementara itu, beberapa kabupaten seperti Sekadau, Kayong Utara, Sintang, Melawi, Kubu Raya, Pontianak, dan Singkawang tidak menunjukkan adanya hotspot dalam periode tersebut.
Peta sebaran menunjukkan konsentrasi titik panas berada di wilayah barat dan barat daya Kalimantan Barat. Warna indikator pada peta menunjukkan tingkat kepercayaan: hijau (rendah), kuning (menengah), dan merah (tinggi).
BMKG menjelaskan bahwa deteksi hotspot dilakukan menggunakan sensor satelit NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA, yang memantau anomali suhu panas di permukaan bumi. Pemantauan dilakukan siang dan malam hari, namun daerah yang tertutup awan bisa saja luput dari deteksi.
Dengan terdeteksinya titik-titik panas berkepercayaan tinggi, BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk waspada terhadap potensi karhutla, terutama memasuki puncak musim kemarau. Upaya pencegahan dan pengendalian dini sangat diperlukan untuk menghindari meluasnya kebakaran lahan. (Tim Liputan)
Editor : Aan