20 Titik Panas Terdeteksi di Sambas, Teluk Keramat Jadi Wilayah Terrawan Karhutla

Editor: Redaksi author photo

20 Titik Panas Terdeteksi di Sambas, Teluk Keramat Jadi Wilayah Terrawan Karhutla

KALBARNEWS.CO.ID (SAMBAS)
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui data pemantauan satelit per tanggal 6 Juli 2025 telah mendeteksi sebanyak 20 titik panas (hotspot) di wilayah Kabupaten Sambas. Temuan ini menjadi perhatian khusus mengingat adanya indikasi awal potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).


Teluk Keramat Paling Rawan

Dari hasil deteksi yang dilakukan antara pukul 00.00 hingga 23.00 WIB, Kecamatan Teluk Keramat mencatatkan jumlah hotspot terbanyak, yakni 14 titik panas. Deteksi dilakukan oleh tiga satelit berbeda yaitu TERRA, AQUA, dan SNPP.


Dari 14 titik tersebut, 4 titik memiliki tingkat kepercayaan tinggi (kategori merah dengan skor 9). Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi kebakaran di wilayah ini cukup serius. Selain itu, terdapat 3 titik dengan kepercayaan sedang (kategori kuning, skor 8) dan 7 titik dengan kepercayaan rendah (kategori hijau, skor 7).


Hotspot Juga Terdeteksi di Tanjaran dan Tebas

Selain Teluk Keramat, Kecamatan Tanjaran dan Tebas juga terpantau mengalami aktivitas hotspot:

  • Tanjaran: 4 titik panas terdeteksi oleh satelit SNPP pada pukul 13.08 WIB, semuanya dengan tingkat kepercayaan 7.

  • Tebas: 2 titik panas terpantau pada waktu dan parameter yang sama.


Karakteristik dan Data Tambahan

Seluruh hotspot yang terdeteksi memiliki:

  • Radius kemungkinan sebesar 321 meter

  • Koordinat lengkap dalam bujur dan lintang

  • Tipe data yang ditampilkan dalam bentuk pixel, berdasarkan citra suhu dari satelit.


Waspada Potensi Karhutla

BMKG menyebutkan bahwa titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi berpotensi mengindikasikan kebakaran aktif, terutama saat muncul pada jam-jam dengan suhu maksimum, seperti sekitar pukul 14.00 WIB.


Kondisi ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dan instansi terkait dalam melakukan patroli, mitigasi dini, serta langkah pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat serta aktivitas ekonomi.


Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan diminta:

  • Tidak membuka lahan dengan cara membakar

  • Melaporkan asap atau kebakaran lahan yang terpantau di lapangan

  • Tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG atau BPBD setempat


Untuk data dan pemantauan terbaru, masyarakat dapat mengakses situs resmi BMKG Kalbar di https://kalbar.bmkg.go.id. (Tim Liputan)
Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini